Krisis Dokter di Indonesia: Menkes Soroti Jarak Jauh Antara Kebutuhan dan Ketersediaan

Budi turut meminta agar ada lebih banyak lagi Fakultas Kedokteran yang menyusul dibuka.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 04 September 2024 | 18:45 WIB
Krisis Dokter di Indonesia: Menkes Soroti Jarak Jauh Antara Kebutuhan dan Ketersediaan
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir (kiri) saat peresmian Fakultas Kedokteran di Unisa Yogyakarta, Rabu (4/9/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyoroti kebutuhan dokter di Indonesia. Dia menilai saat ini jarak antara produksi dan kebutuhan dokter masih cukup jauh.

"Kita itu butuh dokter ya, kalau mau satu per seribu itu kan butuhnya 280 ribu dokter, itu masih negara lower middle income country, negara berpenghasilan rendah," kata Budi ditemui di Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (4/9/2024).

Disampaikan Budi, dari total penduduk Indonesia saat ini yang mencapai 280 juta. Setidaknya dibutuhkan paling tidak 280 ribu dokter yang tersebar di Indonesia.

Namun pada kenyataannya dokter yang ada sampai saat ini belum mencapai angka minimal itu. Sekarang dokter di Indonesia baru sekitar 170 ribu.

Baca Juga:Soal Kasus Bullying di Fakultas Kedokteran, Menkes: Indonesia Kalau Suruh Menghukum Susah

"Dari 280 juta jadi kita butuh 280 ribu dokter tapi kita sekarang baru 170 ribuan jadi masih kurang kan berapa tuh, 110 ribu. Produksi kita setahun 12 ribu, ini masih jauh sekali gapnya [jaraknya]," ucap dia.

Oleh sebab itu, Budi mengatakan sangat mendukung pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki kesempatan untuk membantu pemenuhan dokter di Indonesia. Termasuk dari perguruan tinggi dengan membangun Fakultas Kedokteran.

Termasuk dalam hal ini Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang telah resmi meluncurkan Fakultas Kedokteran. Budi menilai Muhammadiyah memang memiliki kemampuan untuk mewujudkan itu.

"Nah kebetulan Muhammadiyah kan kualitasnya sudah bagus perguruan tingginya. Jadi terus akan sangat mudah untuk meminta bantuan Muhammadiyah membuka Fakultas Kedokteran dan ini yang pertama Aisyiyah," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Budi turut meminta agar ada lebih banyak lagi Fakultas Kedokteran yang menyusul dibuka. Tidak lupa dengan kemudian mengakomodir putra putri daerah.

Baca Juga:RSUD Wates Siapkan 12 Dokter Spesialis Periksa Calon Peserta Pilkada

"Nah titip saya adalah kalau bisa jangan hanya satu ini, kalau bisa lebih banyak lagi dibuka Pak Haedar sama ibu, investasi lebih banyak di Fakultas Kedokteran," tuturnya.

"Dan kalau saya juga boleh mohon kalau bisa orang-orang dari luar Jawa, penduduk-penduduk aslinya, putra daerah dari sana juga dibuat programnya agar lebih banyak lagi dokter-dokter putra daerah yang bisa kita diskusikan peran langsung," imbuhnya.

Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan ini menjadi tonggak bagi seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA). Fakultas Kedokteran ini dipercaya akan menjadi cikal bakal dan role model bagi Unisa lainnya.

"Kami selalu terpanggil untuk bangsa untuk dunia kemanusiaan, agar Muhammadiyah hadir," ujar Haedar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini