Lebih dari Sekadar Tradisi: Makna Mendalam di Balik Garebeg Maulud di Yogyakarta

Keraton Yogyakarta menyiapkan tujuh gunungan saat proses hajad dalem tahun ini.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 16 September 2024 | 18:57 WIB
Lebih dari Sekadar Tradisi: Makna Mendalam di Balik Garebeg Maulud di Yogyakarta
Ratusan warga berebut gunungan Maulud di Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Senin (16/9/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Hajad Dalem Garebeg Maulud kembali digelar dalam rangka memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Ratusan warga dan wisatawan pun antusias memadati Masjid Gedhe, Senin (16/9/2024) untuk menunggu Keraton Yogyakarta mengeluarkan gunungan sejak pagi meski terik matahari.

Tujuh gunungan disiapkan Keraton Yogyakarta dalam prosesi hajad dalem kali ini. Lima gunungan dibawa ke Masjid Gedhe, dua lainnya dibawa ke Puro Pakualaman dan Kantor Gubernur di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Warga dan wisatawan yang berada di sepanjang jalan Masjid Gedhe pun terlihat menikmati iring-iringan Bregada abdi dalem Keraton Yogyakarta yang memasuki area halaman Masjid Gedhe sekitar pukul 10.30 WIB. Banyak yang mengabadikan momen pawai yang diiringi irama seruling dan genderang senar, gong serta alat musik tradisional lainnya tersebut dengan gadget.

Usai didoakan di dalam area Masjid Gedhe, warga dan wisatawan yang tak sabar mendapatkan uba rampe gunungan pun merangsak maju. Mereka berebut uba rampe gunungan yang dibawa abdi dalem.

Baca Juga:Lestarikan Tradisi, Pentas Wayang Dies Natalis Fakultas Filsafat Tampilkan Dalang Mahasiswa

Tak hanya hasil bumi dan makanan seperti kacang panjang, cabai, ketan, kue tepung beras, bambu yang dipakai untuk mengikat gunungan pun jadi rebutan warga dan wisatawan.

Salah seorang warga Bantul, Sari (40) mengaku sengaja datang pagi sekitar pukul 07.00 WIB untuk bisa ikut ngalab berkah gunungan dari Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X tersebut. Datang bersama keluarganya, dia cukup senang meski hanya bisa mendapatkan kacang panjang.

"Nggak apa-apa dapat kacang panjang, bisa dimasak biar berkah, sebagian mau saya kubur di sawah," ujarnya.

Hal senada disampaikan disampaikan Murjono, warga Bantul yang senang sekali bisa mendapatkan bambu gunungan. Meski harus berangkat pagi sekitar pukul 06.00 WIB, laki-laki 73 tahun tersebut merasa mendapatkan berkah luar biasa.

"Saya dapat bambu dan rafia. Nanti bambu itu ditancapkan di ladang saat musim tanam biar tanaman kita terhindar dari penyakit dan hama," imbuhnya.

Baca Juga:Belajar dari Gempa 2006, Keraton Yogyakarta Matangkan Mitigasi Bencana Libatkan Abdi Dalem

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini