"Kalau yang punya kios punya rolling door. Kalau kami itu los terbuka. Jadi kami harus buat pagar penutup pakai striming (kawat) dan sebagainya, itu butuh modal banyak," ujarnya.
"Kalau dulu tidak butuh adanya gledeg, karena pasarnya tertutup begitu pedagang keluar pintu dikunci. Sekarang terbuka dan rencana 24 jam, ini untuk keamanan kami kan gitu," sambungnya.
Kemudian poin ketiga yakni ketersediaan troli. Menurutnya troli itu dibutuhkan untuk lebih membantu distribusi para pedagang saat berjualan.
Poin keempat yang tak kalah penting adalah para pedagang menuntut agar sosialisasi dihentikan. Dalam hal ini adalah sosialisasi terkait dengan kepindahan para pedagang tersebut.
Baca Juga:Kurang Parkiran Saja, Pasar Godean Baru Segera Diresmikan Presiden Jokowi Hari Ini
"Kenapa sosialisasi ini dihentikan karena dari poin 1, 2, 3 belum siap, karena belum ada kejelasan dari pihak pemerintah. Kami mau ditempatkan di mana belum tahu kok sudah disosialisasikan untuk segera pindah dalam waktu dekat," cetusnya.
"Kami tidak mau pedagang dicampur baurkan dengan kepentingan politik, kita tahu menuju pemilihan Bupati, ya kita nggak mau menuju ke kubu satu maupun menuju ke kubu dua karena suara kami sudah tidak didengar," tambahnya.
Selain sarana dan prasarana yang belum siap, disampaikan Bayu, pihaknya masih menemukan banyak kebocoran di gedung baru Pasar Godean. Sehingga hal itu dianggap belum layak untuk dihuni atau untuk berjualan kembali.
Namun di satu pihak pedagang tetap diminta pindah pada 2024 ini. Bagi kemudian yang tidak mau pindah maka terancam digantikan dengan pedagang lain.
"Mohon maaf kami semua di sini resmi terdaftar, kita sudah puluhan tahun berjualan kalau seperti itu bukan lagi seorang pemimpin mohon maaf. Dengan perpindahan yang cepat ini untuk kami jujur belum siap dan untuk bangunan juga belum siap," ujarnya.
Diminta Segera Pindah