Sugeng mengklaim, Pemkot sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah sampah. Saat ini, sekitar 170–180 ton sampah dari total 200 ton yang dihasilkan setiap hari sudah berhasil dikelola. Namun keterbatasan fasilitas pengolahan dan lahan menjadi kendala utama.
"Kami sudah bekerja sama dengan pihak swasta yang mampu mengolah sekitar 40 ton sampah per hari. Kami juga sedang mempersiapkan pemasangan insinerator baru di TPA Piyungan, yang diharapkan beroperasi pada akhir Desember, sehingga kapasitas pengelolaan bisa mencapai 200 ton per hari," imbuhnya.
Penanganan permasalahan sampah di Yogyakarta, termasuk di Kota Yogyakarta hingga saat ini dinilai tak maksimal. Bahkan Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengkritik keras pengelolaan sampah Pemkot Yogyakarta karena masih banyak ditemukan tumpukan sampah di depo.
Tiga Cawalkot Punya Strategi Urus Sampah
Baca Juga:Kerap Jadi Lokasi Syuting Film, DIY Bisa Raup Pendapatan hingga Rp30 Miliar
Tiga calon wali kota (walkot) yang siap bertarung dalam pilwakot pada 27 November 2024 mendatang pun ambil suara terkait permasalah sampah tersebut.
Hal itu diungkapkan dalam Mimbar Suara Warga di UKDW Yogyakarta, Selasa (19/11/2024), baik calwakot nomor urut 1, Heroe Poerwadi, calwakot nomor urut 2, Hasto Wardoyo maupun calwakot nomor urut 3, Afnan Hadikusumo yang dicecar panelis pun mengklaim punya sejumlah strategi mengatasi masalah sampah di Kota Yogyakarta.
Sebut saja Heroe yang menyatakan akan menggulirkan program insentif bagi kelompok masyarakat yang mampu mengelola sampah secara mandiri. Dengan demikian, mereka tidak perlu membayar biaya tertentu dan termotivasi untuk mengelola sampahnya sendiri.
"Proses ini akan menciptakan pengelolaan sampah yang lebih baik karena ada insentif bagi masyarakat yang berkontribusi secara aktif," ungkapnya.
![Tiga cawalkot Yogyakarta menyampaikan paparannya dalam Mimbar Suara Warga di UKDW Yogyakarta, Selasa (19/11/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/19/72367-cawalkot-jogja-soal-sampah.jpg)
Saat ini, menurut Heroe masih ada ketimpangan di lapangan. Ada kelompok masyarakat mampu mengelola sampah dengan baik dan sebaliknya sebagian pihak yang kesulitan mengelola sampah.
Baca Juga:TPST Piyungan Overload, Menteri LHK Desak DIY Olah Sampah Sisa Makanan Jadi Cuan
Dalam praktiknya nanti, pengelolaan sampah mau tidak mau harus didukung dengan infrastruktur seperti mesin pengolahan sampah. Tanpa mesin ini, menyelesaikan masalah sampah yang mencapai 300 ton per hari akan sulit dilakukan.