Buntut Sidak Menteri LHK, Sultan Panggil Pj Wali Kota Jogja, 3 Cawalkot Adu Strategi Tangani Sampah

Sultan mengaku tidak nyaman dengan teguran Menteri LH.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 19 November 2024 | 18:54 WIB
Buntut Sidak Menteri LHK, Sultan Panggil Pj Wali Kota Jogja, 3 Cawalkot Adu Strategi Tangani Sampah
Depo Mandala Krida yang kena tegur Menteri LH dalam sidak ke Yogyakarta, Selasa (19/11/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

Saat ini, Kota Yogyakarta hanya memiliki 3 mesin dengan kapasitas total 150 ton jika semuanya beroperasi. Namun, masih ada 150 ton sampah yang belum tertangani. Dari jumlah itu, 40 ton sudah dikelola di Panggungharjo, tetapi masih ada 110 ton yang belum teratasi.

"Untuk menyelesaikan 110 ton ini, kita perlu mencari tempat untuk menempatkan mesin-mesin tambahan. Langkah ini adalah bagian dari upaya menjadikan pengelolaan sampah lebih sistematis ke depannya, bukan hanya sekadar normalisasi," tandasnya.

Sementara Hasto mengungkapkan, tanggungjawab pengelolaan sampah harus diemban bersama, baik pemerintah maupun masyarakat. Jangan sampai masyarakat hanya dijadikan obyek kesalahan dan dianggap tak bisa mengelola sampah.

"Dulu, masyarakat sudah mampu mengelola sampah sendiri dengan teknologi sederhana seperti biopori. Namun, ketika ada kelebihan sampah yang tidak bisa diolah, itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Termasuk saat bank sampah mengalami over kapasitas karena kekurangan ruang untuk menyimpan setoran. Dalam situasi seperti ini, pemerintah harus hadir untuk menanggulangi," ungkap dia.

Baca Juga:Kerap Jadi Lokasi Syuting Film, DIY Bisa Raup Pendapatan hingga Rp30 Miliar

Hasto menyatakan, tata kelola hilirisasi pengelolaan sampah diperlukan. Sebab meski teknologi tersedia, tetapi tanpa tata kelola, hasilnya tetap tidak maksimal.

Contohnya di tingkat hilir, Pemkot saat ini sudah membeli tiga mesin insinerator berkapasitas besar. Namun hingga sekarang insinerator tersebut belum beroperasi.

Karenanya masyarakat mestinya tidak ditekan seolah-olah mereka yang salah karena menghasilkan sampah. Industri dan perusahaan juga harus diajak bersama-sama bergotong royong mengelola sampah.

Hasto sendiri dalam kampanye akbarnya melakukan program reresik sampah. Bersamaan dengan memberangkatkan truk pengangkut sampah ke 20 titik di 14 kemantren. Hasilnya sejumlah tempat pembuangan sampah di kemantren-kemantren bersih dari sampah yang sejak dua tahun terakhir menumpuk.

"Ini harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Investasi untuk pengelolaan sampah sebenarnya tidak terlalu besar karena insineratornya sudah ada. Masih ada dana insentif daerah lebih dari Rp10 miliar yang bisa dimanfaatkan. Dengan tambahan dana operasional yang relatif kecil, pengelolaan sampah sudah bisa memberikan hasil yang signifikan," tandasnya.

Baca Juga:TPST Piyungan Overload, Menteri LHK Desak DIY Olah Sampah Sisa Makanan Jadi Cuan

Lain halnya dengan Afnan yang menyatakan, ada tiga aspek penting yang bisa menyelesaikan persoalan sampah. Selain pemerintah daerah, dukungan pembiayaan dari pihak swasta, kesadaran masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah yang harus diolah pemerintah melalui pemilahan juga dibutuhkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak