SuaraJogja.id - Lazismu sukses menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 29 November hingga 1 Desember 2024. Sejumlah kesepakatan dicapai dalam rakernas yang mengusung tema 'Sinergi Kebaikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs' itu.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, menuturkan masih ada pekerjaan rumah terkait peran Lazismu dan kesepakatan global dalam SDGs tersebut. Ditambah dengan tantangan visi Indonesia 2045 dan bonus demografi.
"Lazismu sebagai lembaga amil zakat infaq sedekah punya tanggung jawab moril untuk bisa berkontribusi dalam program-program yang telah tersedia dalam SDGs dengan tetntu merujuk pada prinsip syariah," kata Mujadid Rais, ditemui usai menutup rakernas di Auditorium Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya Yogyakarta, Minggu (1/12/2024).
Disampaikan Mujadid Rais, Lazismu harus mempunyai dampak nyata yang ikut menopang pilar-pilar SDGs atau pembangunan yang berkelanjutan. Setiap program pun diukur dan dievaluasi untuk memaksimalkan manfaat yang ada.
"Sehingga program yang kita jalankan tidak seperti charity biasa dan selesai sedangkan kita nggak tahu dampaknya orang yang dikasih itu, apakah ada satu perubahan atau ada peningkatan," tandasnya.
Ada pula putusan lain termasuk tanggungjawab untuk mengedukasi masyarakat tentang zakat. Termasuk menargetkan capaian himpunan pada tahun 2025 mendatang.
Tata kelola kelembagaan menjadi variabel penting untuk mencapai tujuan itu. Mujadid Rais bilang bahwa setiap wilayah harus punya eksekutif yang bisa mengawal Lazismu didukung program-program yang baik.
"Jadi komitmen untuk kita capai bersama untuk tahun 2025, target kami tahun depan Rp610,553 miliar sekian. Tentu ini kolaborasi Lazismu nasional tidak hanya pusat tapi juga semua wilayah di Indonesia," ucapnya.
Penggunaan teknologi atau digitalisasi dalam sistem Lazismu turut dibahas dalam Rakernas kali ini. Terutama untuk sistem keuangan yang bakal berpotensi untuk mengakselerasi gerakan zakat.
Baca Juga:Makan Siang Gratis di Sekolah: Muhammadiyah Dukung dan Siap Kolaborasi dengan Pemerintah
"Poin digitalisasi, kita sedang menyiapkan infrastrukturnya, memang Lazismu ini unik karena berangkat dari seperti Muhammadiyah berangkat dari komunitas. Jadi wilayah dulu yang punya dulu punya sistem keuang tapi kita yang sebagian di pusat, kita ingin integrasikan. Ayo duduk bareng kita harus sama dalam satu sistem digitalisasi yang sama," ungkap dia.
Lazismu juga diproyeksikan untuk mendukung program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari mengentaskan kemiskinan termasuk makan bergizi dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto mengajak Lazismu untuk terus bersinergi. Termasuk untuk mengintergasikan data-data yang ada menjadi satu kesatuan yang baik dengan sistem digitalisasi.
"Sistem harus dibangun sehingga akuntabilitas menjadi baik. Dalam hal kesatuan sistem itu harus dibangun satu kesatuan sehingga kepercayaan publik kepada Lazismu itu akan menjadi semakin baik semakin meningkat," kata Agung.