Pembangunan TPST Donokerto Capai 72 Persen, Diproyeksi Kelar Akhir Tahun Ini

Haris mengatakan pembangunan fisik TPST Donokerto ini memang seluruhnya menggunakan APBD. Namun, untuk mesin dan peralatannya akan diminta Dana Keistimewaan 2025.

Galih Priatmojo
Rabu, 04 Desember 2024 | 17:56 WIB
Pembangunan TPST Donokerto Capai 72 Persen, Diproyeksi Kelar Akhir Tahun Ini
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sleman Raden Haris Martapa. (ANTARA/Sutarmi)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyebut progres pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto di Kapanewon Turi mencapai 72 persen.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Sleman Raden Haris Martapa di Sleman, Rabu, mengatakan Pemkab Sleman mengalokasikan anggaran pembangunan TPST Donokerto sebesar Rp9,99 miliar.

"TPST Donokerto direncanakan selesai sebelum tanggal 20 Desember 2024. Saat ini pembangunannya baru mencapai 72 persen," kata Haris Martapa.

Ia mengatakan pembangunan TPST di Sleman dibangun pada titik-titik sesuai klaster wilayah, sehingga transportasi tidak jauh.

Baca Juga:Mayat Pria di Bangunan Ruko Baru Jalan Colombo Sleman Ternyata Korban Penganiayaan, Polisi Buru Pelaku

TPST Donokerto ini akan melengkapi dua TPST yang telah dimiliki Sleman sebelumnya. Di Sleman Timur sudah ada TPST Tamanmartani di Kapanewon Kalasan. Sementara di Sleman Barat ada TPST Sendangsari di Kapanewon Minggir.

TPST Donokerto ini, kata dia, diharapkan bisa mengakomodasi Sleman bagian utara

"Untuk bagian tengah nanti harapannya ada dua TPST lagi," katanya.

Haris mengatakan pembangunan fisik TPST Donokerto ini memang seluruhnya menggunakan APBD. Namun, untuk mesin dan peralatannya akan diminta Dana Keistimewaan 2025.

"Jadi menunggu alat dan mesin. Kami harap awal tahun depan sudah bisa beroperasi. Peresmian gedungnya akhir tahun, mudah-mudahan lancar," katanya.

Baca Juga:Bertandang ke Markas Dewa United, PSS Sleman Tak Gentar dengan Skuat Mewah Tim Tuan Rumah

Dia mengatakan kapasitas TPST Donokerto mencapai 60 ton. Namun dia menilai untuk awal pengoperasian bisa jalan setengahnya maka sudah baik. Nantinya, produk TPST berupa Refuse Derived Fuel (RDF) ini akan dikirim ke Cilacap.

"Saat awal, kapasitasnya 30 ton. Ini sudah sangat bagus," katanya.

Saat ditanya soal penanganan bau yang mungkin muncul, Haris menuturkan hal ini akan dicegah menggunakan alat pengering. Dia mengaku alat yang dipasang menggunakan teknologi terbaru, sehingga penanganan bau akan lebih sempurna.

"Harapannya masyarakat ketika membuang sampah sudah terpilah. Jadi pengangkutan dan pengolahan sampah bisa lebih efisien," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak