SuaraJogja.id - Pasca kebijakan desentralisasi pengolahan sampah di kabupaten/kota, TPA Piyungan sempat ditutup selama enam bulan terakhir. Namun saat libur Natal dan Tahun Baru (nataru) ini, Pemda DIY berinisiatif membuka kembali TPA Piyungan untuk menampung sampah dari Kota Yogyakarta.
Sebab jumlah wisatawan yang masuk ke Yogyakarta selama libur Nataru berdasarkan data Mobile Positioning Data (MPD), diperkirakan mencapai 3.371.901 orang. Akibatnya volume sampah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
"Kami menggeser sampah utamanya yang ada di Kota Yogyakarta ke Piyungan, sampai dengan akhir tahun," papar Sekda DIY, Beny Suharsono, Kamis (26/12/2024).
Beny menyatakan, setiap wisatawan diperkirakan menghasilkan sampah rata-rata 0,5 kg per hari. Hal ini berarti sampah yang terkumpul selama libur Nataru bisa mencapai ribuan ton per hari di berbagai destinasi wisata, hotel, ruang publik dan lainnya.
Baca Juga:Dibidik Jadi Tersangka, Hasto Kristiyanto Sebut Salah Satunya Gegara Pergerakan di Yogyakarta
Padahal jumlah pengunjung ke destinasi wisata di kabupaten/kota di masa libur Nataru diprediksi mencapai 1,5 juta hingga 1,7 juta orang dengan estimasi tamu menginap di hotel sekitar 1.016.440 orang.
"Volume sampah akan terus meningkat hingga akhir libur Nataru berakhir [5 Januari 2025] dengan kalkulasi jumlah wisatawan," ujarnya.
Sementara Pemkot, lanjut Beny hingga saat ini belum mampu memaksimalkan pengelolaan sampah. Dari sekitar 210 ton sampah yang dihasilkan per hari, baru sekitar 180 ton sampah yang bisa dikelola Pemkot.
Karenanya meski membuka TPA Piyungan, Pemkot dan kabupaten lain diminta menerapkan strategi untuk mengoptimalisasi pengelolaan sampah. Tak hanya di depo namun juga di destinasi wisata.
Pemda sendiri selama Desember 2024 ini sudah menurunkan sekitar 400 truk sampah untuk mengirim sekitar 2.000 ton sampah di Kota Yogyakarta ke TPA Piyungan. Dengan demikian wisatawan tidak akan melihat tumpukan sampah di berbagai titik seperti banyak yang dikeluhkan warga selama ini.
Baca Juga:UGM Bahas Darurat Sampah dan Pendidikan Inklusif, Dua PR Besar Yogyakarta yang belum Solutif
"Kalau pergerakan wisatawan mencapai tiga juta orang, volume sampah akan sangat besar, ini yang perlu ditanggulangi dengan strategi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi