Program ADWI mendapatkan apresiasi dari pihak pengelola desa wisata sebab pasca-desa wisata tersebut meraih penghargaan, mereka bersama Kemenpar melakukan monitoring dan evaluasi yang kemudian dilanjutkan dengan program pelatihan dan pendampingan serta promosi.
Tidak hanya itu, peran Poltekpar NHI Bandung telah berhasil meningkatkan kemamampuan masyarakat Desa Wisata Tinalah dalam mengolah hasil susu kambing menjadi beragam produk olahan seperti bolu pisang susu kambing, seiring pembuatan paket-paket wisata.
Hal yang menjadi catatan pengembangan Desa Wisata Pandanrejo ke depan adalah peningkatan aksesibilitas karena kendaraan bus dengan kapasitas di atas 50 _seat_ belum tersedia, kemudian Desa Wisata Pandanrejo baru mempunyai sentra oleh-oleh dan belum ada skema koperasi untuk pengelolaannya.
Selain itu, Wamenpar Ni Luh Puspa menginginkan adanya promosi yang lebih masif di desa wisata dibarengi dengan penguatan SDM.
Baca Juga:Menpar Canangkan Pantai Parangtritis Jadi Percontohan Gerakan Wisata Bersih
"Saya sangat mengapresiasi kerja-kerja dari teman-teman yang mengelola desa wisata, termasuk juga perangkat pemerintahannya. Karena desa wisata ini benar-benar mampu menggerakkan ekonomi masyarakatnya," kata Wamenpar.
"Hal-hal seperti ini dengan kita datang ke lapangan langsung, melihat langsung, berdiskusi langsung, kita tahu apa yang masih menjadi kendala dalam pengembangan desa wisata. Nanti tentu akan kita tindak lanjuti dan diskusikan di tingkat pusat," kata Wamenpar.