Waspada, Kanker Baru di Indonesia Hampir 410 Ribu Kasus, Lebih dari Separuhnya Meninggal

Tingginya angka kematian pada kasus kanker disebabkan oleh keterlambatan diagnosis dan penanganan secara tepat

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 14 Februari 2025 | 18:37 WIB
Waspada, Kanker Baru di Indonesia Hampir 410 Ribu Kasus, Lebih dari Separuhnya Meninggal
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDpics)

Di kasus ini, kewaspadaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan setelah siklus menstruasi selesai. Batuk dan sesak napas yang terjadi secara terus-menerus bisa berhubungan dengan kanker paru.

Sedangkan pada kanker nasofaring, telinga berdengung yang disertai dengan nyeri kepala, mimisan, dan hidung tersumbat harus diwaspadai sebagai gejala awal.

"Kalau di kanker usus, terjadi perubahan pola pada sistem pencernaan seperti buang air besar yang disertai darah, konstipasi, dan juga diare," ungkapnya.

Staf medik untuk layanan kanker dan kelainan darah di RSUP Sardjito, RS Akademik UGM, dan RS PKU Yogyakarta ini menuturkan pendarahan yang kerap terjadi berulang juga bisa digunakan untuk mendeteksi kanker. Sebagai contoh, pendarahan dari anus bisa menjadi tanda kanker usus.

Baca Juga:Eks Gedung Gama Bookstore Disulap Jadi Ruang Terbuka Hijau, Desainnya Bakal Spesial

Selanjutnya pendarahan dari area kewanitaan dapat menjadi tanda kanker leher rahim, dan adanya darah di urin bisa menjadi gejala awal kanker pada saluran kemih, seperti ginjal dan kandung kemih.

Penurunan berat badan dalam jumlah banyak di waktu yang singkat tanpa adanya program penurunan berat badan, juga dapat menjadi salah satu tanda kanker sebab adanya peningkatan metabolisme tubuh. Badan mudah terasa letih dan lemas berkepanjangan, juga menjadi salah satu tanda kanker bila disertai dengan tanda dan gejala yang lain.

"Untuk gejala dan tanda kanker darah diantaranya infeksi yang berulang karena penurunan fungsi imun, lemas dan pucat karena kekurangan sel darah merah serta perdarahan yang berkaitan dengan penurunan jumlah trombosit atau sel pembeku perdarahan," ujarnya.

Saat ini diakui Mardiah jumlah fasilitas layanan kanker yang menyediakan fasilitas dan tenaga ahli lintas bidang yang bekerja dalam satu tim multidisiplin untuk pelayanan kanker terbaik masih sangat terbatas di Indonesia.

Melihat kondisi ini, maka skrining dan deteksi dini menjadi solusi penting agar jumlah pasien kanker stadium lanjut dan akhir menjadi semakin menurun jumlahnya.

Baca Juga:Bom Waktu, Ekonom UGM Sebut Pemangkasan Anggaran Bukti Tata Kelola Buruk Sejak Lama

"Jadi jangan lupa, lakukan cek kesehatan secara berkala, tidak merokok, rajin berolahraga dan melakukan aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup dan pandai mengelola stres merupakan hal-hal yang sangat dianjurkan untuk pencegahan penyakit tidak menular termasuk kanker," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak