Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat

Kebutuhan daging di Bantul cukup tinggi untuk mendukung industri kulinernya.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 19 Februari 2025 | 17:45 WIB
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
Pagebluk PMK mengancam bangkrut para petani ternak sapi di Kabupaten Wonogiri. Harga sapi dibanting hanya Rp 2 juta sampai Rp 3 juta per ekor.[Suarabaru/Dok.Ist]

SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memperketat pengawasan terhadap ternak yang berasal dari luar wilayah Bantul. Langkah ini dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit antraks pada ternak yang dapat membahayakan kesehatan hewan dan perekonomian lokal.

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus antraks di Bantul. Namun, pengawasan tetap dilakukan secara intensif mengingat penyakit antraks telah ditemukan di Gunungkidul, kabupaten tetangga Bantul.

"Kabupaten Bantul merupakan salah satu penyuplai utama kebutuhan daging di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun saat ini masih aman dari antraks, kami tetap meningkatkan pengawasan terutama pada ternak yang masuk dari luar daerah," kata Joko Waluyo, Rabu (19/2/2025).

Fokus Pengawasan di Pasar Hewan dan Kandang Ternak

Baca Juga:Bantul Terima Alokasi Vaksin PMK Sebanyak 9.900 Dosis pada Februari

Pengawasan dilakukan secara menyeluruh di pasar-pasar hewan, terutama untuk ternak yang didatangkan dari Gunungkidul. Hal ini penting mengingat kebutuhan daging di Bantul cukup tinggi untuk mendukung industri kuliner setempat, seperti sate yang menjadi salah satu ikon kuliner Bantul.

"Jika penyakit zoonosis seperti antraks masuk, tentu akan berdampak pada perekonomian lokal. Apalagi kuliner sate di Bantul sangat bergantung pada ketersediaan daging. Namun, kami bersyukur sejauh ini belum ada laporan kasus antraks di Bantul,” tambahnya.

Selain pengawasan di pasar hewan, DKPP Bantul juga melakukan pemantauan langsung ke kandang-kandang ternak milik peternak lokal. Pengawasan ini dilakukan karena peternak di Bantul kerap membeli ternak dari daerah lain.

Selain antraks, DKPP Bantul juga fokus menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak, terutama sapi. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan vaksinasi dan menyemprotkan desinfektan di kandang-kandang kelompok ternak.

"Kami berharap kasus PMK di Bantul dapat segera diatasi, sehingga peternak dapat kembali melakukan aktivitas jual beli ternak dan perekonomian daerah pun meningkat," ujar Joko Waluyo.

Baca Juga:PMK Belum Selesai, Kasus Antraks Kembali Muncul di Gunungkidul, Kalurahan Menutupi

Dengan pengawasan yang ketat dan upaya pencegahan yang berkelanjutan, DKPP Bantul optimistis dapat menjaga kesehatan ternak di wilayahnya.

Hal ini diharapkan mampu mendukung kelancaran distribusi daging dan menjaga stabilitas ekonomi sektor peternakan di Kabupaten Bantul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak