Secara total lahan pertanian pada di Gulurejo mencapai 115,16 hektare.
"Secara total yang bisa ditanami padi ada 110 hektar, ditambah 5,16 Hektar di Bulak Rowo Jembangan ini," ucap Bejo.
Namun demikian, kata Bejo untuk Bulak Rowo Jembangan, masih menghadapi masalah berupa hilir pembuangan air hujan. Air sungai di Rowo Jembangan menumpuk.
Sehingga saat musim hujan air bahkan bisa menggenang hingga 3-4 hari. Dia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian serius terkait kondisi tersebut.
Baca Juga:Pantau Penyerahan THR dari Perusahan ke Karyawan, Ini Kata Bupati Kulon Progo
"Maka dari itu kami memohon agar bisa dilakukan normalisasi sungai akibat pendangkalan dan penguatan tanggul Rowo Jembangan. Di Sungai Rowo Jembangan juga ada beberapa jembatan dan bendungan, yang juga terkena dampak abrasi dan pendangkalan," terang Bejo.
Sementara itu, Assek II Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana mengatakan, permasalahan di Rowo Jembangan harus menjadi perhatian.
Pendangkalan dan penyempitan alur air, berdampak pada ratusan hektar di Sentolo dan Lendah.
Disampaikan Tri, Gubernur DIY telah berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan pangan agar terbebas dari impor pangan khususnya beras dan produk lainnya.
Dalam kesempatan ini, Tri turut menyampaikan pesan dari Gubernur Sri Sultan Hamengkubuwono X bahwa rintangan bukanlah penghalang melainkan tempaan untuk menjadi sejahtera mencapai tujuan.
Baca Juga:Harga Kebutuhan Pokok di Kulon Progo Aman Terkendali jelang Lebaran 2025, Ini Buktinya
Tantangan ini menjadi pemicu untuk menyusun ulang strategi tata air memperkuat sinergi antar lembaga dan membangun kesadaran kolektif dalam menjaga ekosisitem pertanian. Sebab apabila drainase diperbaiki bukan hanya air yang mengalir tapi juga asa dan harapan.