Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus

Ada beberapa alasan penggunaan burung hantu untuk membasmi hama tikus di sawah itu diragukan.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 11 April 2025 | 11:03 WIB
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
Ilustrasi burung hantu untuk basmi tikus. (Pixabay)

Sebagai solusi alternatif, Witjaksono menyarankan penggunaan metode Trap Barrier System (TBS) yang telah dia gunakan selama ini. Menurutnya metode itu lebih efektif dalam pengendalian hama tikus sawah.

"TBS itu kita menanam tanaman padi di sawah itu mendahului tanaman padi yang lainnya itu tiga minggu. Sekitar 100 meter persegi saja. Kemudian kita bentengi dengan plastik keliling, lalu di bagian dalam kita pasang perangkap," terangnya.

Dengan mencium bau tanaman padi muda, kata Witjaksono, tikus akan tertarik masuk ke area TBS dan terperangkap. Menurutnya sistem ini, sudah diterapkan beberapa wilayah endemik tikus di Sleman.

"Di Sleman Barat, Minggir, Moyudan itu mencoba menggunakan TBS ini. Satu musim itu di sana, Minggir itu merupakan daerah endemik tikus, itu bisa dapat sekitar 180 [ekor tikus] meskipun itu kami masih terus menyempurnakan," ungkap dia.

Baca Juga:Rahasia Pertemuan Prabowo-Mega Terungkap? Pengamat Ungkap Sinyal Penting di Balik Pintu Tertutup

Ia menyebut efektivitas TBS bisa ditingkatkan dengan menggunakan varietas padi aromatik seperti pandan wangi atau rojo lele.

"Tanaman padi aromatik itu lebih banyak menarik tikus. Kami pernah meneliti dan hasilnya signifikan dibandingkan dengan padi non-aromatik," paparnya.

Kendati memang, diakui Witjaksono, dari segi biaya, metode TBS memang lebih tinggi sebab memerlukan investasi awal. Namun, semua alat tersebut bisa digunakan hingga setidaknya tiga musim tanam.

"Plastik bisa dipakai sampai tiga musim. Kalau dapatnya tikus jauh lebih banyak, jatuhnya jadi lebih murah juga," tambahnya.

Witjaksono menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung langkah Presiden Prabowo untuk mengatasi persoalan hama tikus yang merugikan petani. Namun, ia mengingatkan pentingnya memilih strategi yang sesuai dengan karakteristik ekosistem sawah.

Baca Juga:IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini