"Karena andong ini kan parkirnya sering belum tentu di tempat-tempat yang sudah pada cekungan-cekungan itu lah [karena digunakan becak motor]. Kalau nanti parkirnya itu tertib di cekungan-cekungan itu kita mengkondisikannya di cekungan-cekungan itu kan lebih mudah," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Paguyuban Kusir Andong, Purwanto, mengungkapkan ide pampers kuda bisa saja direalisasikan.
Wacana seperti itu sudah muncul sejak era Wali Kota Heri Zudianto dengan membuat kantong kotoran kuda di setiap andong.
"Tapi kita belum tahu dengan Bapak Hasto ini mau gimana," jelasnya.
Baca Juga:'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
Purwanto menambahkan, sebenarnya bau pesing yang tercium di kawasan Malioboro tidak hanya berasal dari kencing kuda. Namun bau tersebut juga muncul dari warga dan wisatawan yang berkunjung.
Ada beberapa titik di belakang halte yang berbau pesing. Bau tersebut dipastikan merupakan kencing manusia alih-alih kuda andong.
Apalagi para kusir andong mempunyai aturan untuk membawa pewangi dan air. Setelah kuda mereka kencing, kusir kan menyiram dengan pewangi dan air.
"Kalau kencing di Malioboro pun dari pemkot sudah menyiapkan kran air itu, untuk nyemprot. Dan saya juga tidak melempar tanggung jawab. Ya dilihat sendiri, coba dilihat siapa saja yang kencing terus yang di halte itu, bisa dicek sendiri," imbuhnya.
Pemkot mengatakan tempat penampung kotoran kuda yang tidak memadai menjadi penyebab utama.
Baca Juga:Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
Alhasil kondisi kotoran dan urin kuda yang basah itu sering tercecer di beberapa ruas jalan Malioboro.