Mitos Detoks Setelah Liburan, Lebih Baik Lakukan Ini Menurut Ahli Gizi UGM

Pola makan sehat pun kadang ikut 'liburan' dalam momen-momen itu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 11 Mei 2025 | 10:18 WIB
Mitos Detoks Setelah Liburan, Lebih Baik Lakukan Ini Menurut Ahli Gizi UGM
Ilustrasi makanan di long weekend. (Pixabay)

Dia bilang menjaga pola makan sehat bukan berarti harus menjauhi makanan favorit. Pratiwi justru menganjurkan pendekatan yang lebih realistis dengan pola makan 80:20.

"Artinya, 80 persen kebutuhan kalori harian kita dipenuhi dari makanan berkualitas dan 20 persen sisanya boleh dari makanan yang sifatnya rekreasional," ungkapnya.

Pola makan pun perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Tak perlu muluk-muluk soal gerak tubuh. Jalan kaki 15–30 menit sehari saja dinilai sudah cukup membantu menjaga metabolisme tetap aktif selama liburan.

"Banyak orang berpikir kalau olahraga itu harus yang berat, seperti pergi ke gym atau ikut kelas kebugaran tertentu. Padahal, aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki selama 15-30 menit setiap hari sudah sangat membantu menjaga kebugaran tubuh," tambahnya.

Baca Juga:Lebaran di Jogja Tak Seindah Dulu? Penurunan Reservasi Hotel Bikin PHRI Angkat Bicara

Gaya hidup sehat bukan sesuatu yang dilakukan hanya saat liburan selesai atau saat berat badan naik. Justru, liburan bisa menjadi waktu yang ideal untuk memulai kebiasaan baik.

"Kuncinya adalah keseimbangan. Gaya hidup sehat dilakukan sepanjang hidup agar kita bisa menikmati momen liburan dengan tubuh yang bugar dan pikiran yang ringan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak