Mitos Detoks Setelah Liburan, Lebih Baik Lakukan Ini Menurut Ahli Gizi UGM

Pola makan sehat pun kadang ikut 'liburan' dalam momen-momen itu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 11 Mei 2025 | 10:18 WIB
Mitos Detoks Setelah Liburan, Lebih Baik Lakukan Ini Menurut Ahli Gizi UGM
Ilustrasi makanan di long weekend. (Pixabay)

Lonjakan gula darah dan insulin yang bekerja terlalu keras dalam waktu lama, maka bisa terjadi resistensi insulin.

Kuliner ikan pindang. (Twitter)
Ilustrasi makanan enak yang bisa disantap saat libur panjang. Dia bilang menjaga pola makan sehat bukan berarti harus menjauhi makanan favorit. Pratiwi justru menganjurkan pendekatan yang lebih realistis dengan pola makan 80:20. (Twitter)

"Ini kondisi di mana insulin tidak lagi efektif menjaga kadar gula darah tetap normal, dan lama-lama akan berkembang menjadi diabetes melitus," tuturnya.

Daripada buru-buru detoks atau diet instan, Pratiwi menyarankan untuk mendukung sistem detoks alami tubuh. Hati, ginjal, dan saluran cerna sudah bekerja setiap hari untuk mengeluarkan racun.

"Caranya sederhana dengan cukup tidur, batasi gula, konsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan, serta makanan yang mengandung probiotik seperti yoghurt atau makanan fermentasi," ujar dia.

Baca Juga:Lebaran di Jogja Tak Seindah Dulu? Penurunan Reservasi Hotel Bikin PHRI Angkat Bicara

Prinsip sederhana seperti 'Isi Piringku' dari Kementerian Kesehatan bisa jadi panduan makan selama liburan. Setengah piring buah dan sayur, seperempat lauk, dan seperempat karbohidrat.

Dia bilang menjaga pola makan sehat bukan berarti harus menjauhi makanan favorit. Pratiwi justru menganjurkan pendekatan yang lebih realistis dengan pola makan 80:20.

"Artinya, 80 persen kebutuhan kalori harian kita dipenuhi dari makanan berkualitas dan 20 persen sisanya boleh dari makanan yang sifatnya rekreasional," ungkapnya.

Pola makan pun perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Tak perlu muluk-muluk soal gerak tubuh. Jalan kaki 15–30 menit sehari saja dinilai sudah cukup membantu menjaga metabolisme tetap aktif selama liburan.

"Banyak orang berpikir kalau olahraga itu harus yang berat, seperti pergi ke gym atau ikut kelas kebugaran tertentu. Padahal, aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki selama 15-30 menit setiap hari sudah sangat membantu menjaga kebugaran tubuh," tambahnya.

Baca Juga:Rental Motor di Jogja Panen saat Libur Panjang, Sebanyak 4.000 Lebih Unit Ludes Disewa

Gaya hidup sehat bukan sesuatu yang dilakukan hanya saat liburan selesai atau saat berat badan naik. Justru, liburan bisa menjadi waktu yang ideal untuk memulai kebiasaan baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini