- Pengamen di Malioboro akan mendapatkan tempat untuk tetap berkarya
- Ada sekitar 5-10 titik yang bisa dijadikan tempat pengamen unjuk gigi di hadapan wisatawan
- Para pengamen juga akan diarahkan untuk mengisi hiburan di restoran bahkan hotel
Keberadaan pengamen yang kadang memaksa pengunjung untuk memberi uang bisa saja dianggap mencederai nilai filosofis tersebut.
"Kami ingin pengamen Malioboro bisa tampil profesional. Jogja ini gudangnya seniman, jadi harusnya bisa melahirkan karya baru, bukan hanya membawakan lagu orang lain," tandasnya.
Hasto menambahkan, penataan ini bukan untuk menghilangkan mata pencaharian para pengamen.
Sebaliknya, dengan adanya titik resmi, justru diharapkan mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih baik dan stabil.
Baca Juga:Lampu Merah Bebas Pengamen? Jogja Siapkan Jurus Jitu 'Zero Gepeng'
Apalagi Pemkot mewacanakan pengamen nantinya dapat mengisi acara di taman kota, restoran, atau hotel yang ramai, dengan syarat tertentu.
Bila penataannya rapi, maka wisatawan dan pengunjung akan terhibur alih-alih merasa terganggu.
"Malah bisa rindu dengan kehadiran pengamen Malioboro. Inilah yang ingin kami wujudkan: pengamen sebagai daya tarik budaya, bukan sumber keresahan," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota