- BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Yogyakarta pada Jumat, 14 November 2025, mencakup hujan ringan dan suhu panas tinggi.
- Yogyakarta diprakirakan akan mengalami suhu panas maksimum mencapai 33 derajat Celsius pada siang hari, menuntut kewaspadaan warga.
- Terdapat ancaman tidak langsung banjir rob di pesisir selatan Jawa yang berdekatan secara geografis dengan wilayah Yogyakarta.
SuaraJogja.id - Yogyakarta, kota budaya yang selalu ramai dikunjungi wisatawan, kini menghadapi tantangan serius dari kondisi cuaca ekstrem.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi cuaca yang tidak menentu pada hari Jumat (14/11/2025).
Peringatan ini mencakup potensi hujan, suhu panas maksimum yang menyengat, serta ancaman banjir rob yang bisa berdampak pada wilayah pesisir selatan Jawa.
Prakirawan cuaca BMKG, Yohanes, dalam siaran daringnya, secara spesifik menyebut Yogyakarta sebagai salah satu kota yang diprakirakan akan diguyur hujan berintensitas ringan.
Baca Juga:Pemkot Yogyakarta Dorong Startup Tembus Investor Lewat Jogja Creative Start-Up Festival 2025
Meskipun intensitasnya ringan, hujan ini bisa saja disertai dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba. Lebih lanjut, BMKG juga memprediksi bahwa Kota Pelajar ini akan mengalami suhu panas maksimum yang mencapai 33 derajat Celcius pada siang hari.
"Suhu panas maksimum hingga mencapai 33 derajat Celcius diperkirakan bakal terjadi pada siang hari di sejumlah wilayah di Kota Palembang, Pangkal Pinang, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya," ujar Yohanes.
Kombinasi hujan ringan dan panas menyengat ini menuntut kewaspadaan ekstra dari warga dan wisatawan.
Meskipun Yogyakarta tidak memiliki garis pantai langsung yang berhadapan dengan Laut Jawa seperti Semarang, potensi banjir rob tetap menjadi perhatian tidak langsung.
BMKG mendeteksi potensi banjir rob di pesisir selatan Jawa Barat, yang secara geografis berdekatan dan memiliki keterkaitan hidrologis dengan pesisir selatan Yogyakarta.
Baca Juga:Duh! 6.405 Rumah di Sleman Masih Tak Layak Huni
"Kondisi cuaca tersebut dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer dan faktor kelokalan," jelas Yohanes.
Dinamika seperti Sirkulasi siklonik di Samudera Hindia dan keberadaan Bibit Siklon Tropis 91W di perairan tenggara Filipina turut memengaruhi pola cuaca di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Yogyakarta.
Masyarakat Yogyakarta diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Siapkan payung atau jas hujan, serta pastikan kondisi tubuh tetap fit di tengah fluktuasi suhu yang ekstrem.
Bagi mereka yang berencana mengunjungi pantai-pantai di selatan Yogyakarta, seperti Parangtritis atau Indrayanti, diharapkan untuk lebih berhati-hati dan selalu memperhatikan peringatan dari petugas setempat terkait kondisi gelombang laut.