- Tim Green Pioneers dari Praxis High School Yogyakarta meraih juara 2 di ajang Planet Protectors Sustainability Challenge Singapura pada EDUtech Asia 2025.
- Mereka menciptakan AI-Driven Shopping Awareness untuk mengatasi limbah fashion melalui identifikasi isi lemari dan rekomendasi pembelian.
- Prestasi ini membuktikan model pembelajaran alternatif berbasis STEAM di Praxis mampu menghasilkan inovasi teknologi yang kompetitif di kancah internasional.
“Pengalaman ini membuka wawasan kami bahwa solusi lingkungan bisa dimulai dari hal yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari,” ungkap Ilmi, ketua tim Green Pioneers.
Kemenangan Sekolah Alternatif di Panggung Internasional
Keberhasilan Praxis High School menjadi catatan penting. Di saat banyak kompetisi teknologi didominasi oleh sekolah-sekolah besar dengan fasilitas riset mumpuni, Praxis yang merupakan sekolah alternatif dengan kurikulum berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) justru mampu unjuk gigi.
Ini membuktikan bahwa model pembelajaran yang fleksibel dan mendorong eksperimen mampu melahirkan inovasi yang kompetitif. Menurut Aishah, kemenangan ini bukan sekadar piala, tetapi juga validasi dari sebuah ekosistem belajar yang sehat.
Baca Juga:Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim
"Ini menunjukkan bahwa model pendidikan alternatif seperti PRAXIS memiliki tempat penting dalam ekosistem pendidikan di Indonesia, termasuk dalam hal pengembangan STEM," tegas Aishah, yang merupakan lulusan doktor dari Universitas Oxford.
Di Praxis, proyek siswa seperti AI Anti Boros ini bukanlah persiapan semalam untuk lomba, melainkan bagian dari proses belajar jangka panjang. Kemenangan Green Pioneers menjadi bukti bahwa ketika siswa diberi ruang untuk berkreasi dan memecahkan masalah nyata, prestasi tingkat dunia pun bukan lagi hal yang mustahil.