Tim kemudian dipecah menjadi tiga. Pada 1 Desember dua tim bergerak menuju Sidoarjo dan Kediri untuk pengembangan barang bukti. Dua tim yang berangkat menuju Sidoarjo dan Kediri terdiri dari 14 orang.
"Sampai sana langsung action," tutur Panit I Reskrim Polsek Pakem Ipda Lilik Mulyadi usai giat rekonstruksi pembunuhan Sri Utami.
Pelaku rekayasa peristiwa
Kanit II Sat Reskrim Polres Sleman Ipda Yunanto Kukuh Prabowo mengungkapkan, tim gabungan berangkat ke Jawa Timur, menggunakan lima mobil dan dipecah ke sejumlah tempat.
Baca Juga: Bantu Seniman Bantul, BPD DIY Bangun Panggung Serba Guna di Pasar Gabusan
Mereka pun berhasil mencokok pria berinisial EBP di Sidoarjo yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan Sri Utami.
Saat disanggong, terduga pelaku diketahui sedang bersama seorang perempuan yang diaku sebagai bude tersangka.
EBP yang tak bersikap kooperatif, terpaksa harus dilumpuhkan dengan timah panas.
EBP sempat menangis saat ditangkap, seolah terkenang tindakan yang ia lakukan kepada Sri, kekasihnya, 7 tahun silam.
Saat proses perburuan terhadap EBP terkuak fakta menarik. EBP diketahui selama ini telah merekayasa tindakannya. Bukan menceritakan perihal tindakannya yang telah membuat Sri Utami meregang nyawa, melainkan mengisahkan hal lain.
Baca Juga: CHSE Experience Sukses Digelar, Begini Respons Kadispar DIY Singgih Raharjo
"Tersangka selama ini mengatakan kepada keluarganya bahwa ia sudah menabrak orang di Solo, sampai korbannya meninggal dunia. Lalu ia dicari-cari polisi. Dengan demikian, orang-orang di sana [Sidoarjo maupun Kediri] melindungi tersangka," ujarnya.
Saat 'Tim Kediri' menyambangi kediaman tersangka, orang tua tersangka menutup-nutupi informasi keberadaan tersangka.
"Mereka tidak kooperatif, ketika kami bertanya kepada mereka, selalu menjawab tidak tahu," kata Kukuh.
Tantangan lain yang ditemukan aparat adalah barang bukti yang tak lagi ada, motor sport Bajaj Pulsar 220 CC dengan nopol AG yang disebut-sebut oleh saksi, telah dijual.
"Ternyata menjualnya tidak jauh, kepada sesama orang sana juga, hanya berbeda kecamatan. Dijual seharga Rp7,5 juta," kata Kukuh, di lokasi rekonstruksi.
Bukan Reserse Kriminal namanya bila menyerah begitu saja, berbekal keterangan dan beragam informasi penyelidikan, 'Tim Sidoarjo' langsung mengejar pelaku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
-
QJMotor Cito 150 Diperkenalkan di Jakarta Fair, Motor Sport Mini dengan Transmisi Matic
-
Pemain Keturunan Yogyakarta Bisa Langsung Gabung Timnas Indonesia U-20 Tanpa Naturalisasi
-
Liga Putri Digelar Bareng Pilpres 2029, Bakal Jadi Alat Politik?
Terkini
-
JP Morgan Borong Saham BBRI, Sinyal Kuat Kepercayaan Global ke BRI
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup
-
Selain Bukan Kurir ShopeeFood Resmi, Dua Tersangka Pengerusakan Mobil Polisi Tak Saling Kenal
-
Dulu Panen, Sekarang Gigit Jari: Curhat Pedagang dan Jukir Pasca Relokasi Parkir ABA di Jogja
-
Pasangan Couplepreneur Ini Dapat Dukungan BRI, Ekspansi Bisnis Sampai Amerika