Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 04 Desember 2020 | 15:06 WIB
Personel gabungan yang menjalankan misi pengejaran terhadap EBP, pelaku pembunuhan berencana terhadap Sri Utami, tujuh tahun silam. (istimewa/dok.Polsek Pakem)

Saat disanggong, terduga pelaku diketahui sedang bersama seorang perempuan yang diaku sebagai bude tersangka.

EBP yang tak bersikap kooperatif, terpaksa harus dilumpuhkan dengan timah panas.

EBP sempat menangis saat ditangkap, seolah terkenang tindakan yang ia lakukan kepada Sri, kekasihnya, 7 tahun silam. 

Saat proses perburuan terhadap EBP terkuak fakta menarik. EBP diketahui selama ini telah merekayasa tindakannya. Bukan menceritakan perihal tindakannya yang telah membuat Sri Utami meregang nyawa, melainkan mengisahkan hal lain.

Baca Juga: Bantu Seniman Bantul, BPD DIY Bangun Panggung Serba Guna di Pasar Gabusan

"Tersangka selama ini mengatakan kepada keluarganya bahwa ia sudah menabrak orang di Solo, sampai korbannya meninggal dunia. Lalu ia dicari-cari polisi. Dengan demikian, orang-orang di sana [Sidoarjo maupun Kediri] melindungi tersangka," ujarnya.

Saat 'Tim Kediri' menyambangi kediaman tersangka, orang tua tersangka menutup-nutupi informasi keberadaan tersangka.

"Mereka tidak kooperatif, ketika kami bertanya kepada mereka, selalu menjawab tidak tahu," kata Kukuh.

Tantangan lain yang ditemukan aparat adalah barang bukti yang tak lagi ada, motor sport Bajaj Pulsar 220 CC dengan nopol AG yang disebut-sebut oleh saksi, telah dijual.

"Ternyata menjualnya tidak jauh, kepada sesama orang sana juga, hanya berbeda kecamatan. Dijual seharga Rp7,5 juta," kata Kukuh, di lokasi rekonstruksi.

Baca Juga: CHSE Experience Sukses Digelar, Begini Respons Kadispar DIY Singgih Raharjo

Bukan Reserse Kriminal namanya bila menyerah begitu saja, berbekal keterangan dan beragam informasi penyelidikan, 'Tim Sidoarjo' langsung mengejar pelaku.

Load More