SuaraJogja.id - Badan pengawas Pemilu Bawaslu kabupaten Gunungkidul menilai salah satu titik yang rawan pada Pilkada kali ini adalah tempat pemungutan suara atau TPS yang berada di area susah sinyal alias blankspot. Pasalnya tidak semua wilayah kabupaten Gunungkidul sudah terjangkau dengan internet.
Terlebih pada Pilkada 2020 hari ini Komisi Pemilihan Umum menggunakan aplikasi berbasis data yakni Sistem Rekapitulasi Elektronik (Sirekap) yang bisa diakses melalui telepon pintar. Di mana Aplikasi ini sangat bergantung dengan kondisi sinyal yang ada di wilayah tersebut.
Sirekap sendiri digunakan untuk merekapitulasi secara realcount saat Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) tengah melakukan penghitungan suara. Padahal kita semua TPS yang ada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul terjangkau dengan baik sinyal internet
Komisioner Bawaslu Gunungkidul bidang Penegakan Pelanggaran, Sudarmanto mengungkapkan masih banyak TPS TPS yang yang berada di wilayah Blank Spot alias tidak ada sinyal. Tak hanya berada di wilayah Blank Spot namun juga berada di di perbatasan antara Gunungkidul dengan wilayah lain.
Di TPS TPS tertentu yang berada di wilayah perbatasan untuk menjangkaunya saja perlu melalui wilayah atau kabupaten yang lain. Hal ini tentu menimbulkan kerawanan yang cukup tinggi dibanding dengan TPS TPS yang lainnya. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus dari Bawaslu terkait dengan perhitungan suara nantinya.
" kayak TPS di songbanyu wilayah girisubo di mana Untuk menjangkau ke sana harus .melalui Wonogiri yang berada di provinsi Jawa Tengah,"tuturnya, Rabu (9/12/2020) saat dikonfirmasi.
Pihaknya telah meminta kepada Bawaslu di wilayah yang ada TPS transportnya untuk melakukan pengawasan secara ekstra. Di mana akan ada pengawasan melekat pada TPS TPS yang berada di wilayah rawan tersebut.
Ketua KPU Gunungkidul, Ahmadi Ruslan Hani mengatakan, KPU saat ini telah melakukan pemetaan dan juga solusi untuk TPS yang berada di lokasi tidak ada sinyal. Di Gunungkidul terdapat puluhan TPS yang merupakan lokasi blankspot. Peraturan KPU (PKPU) Nomor 18 Tahun 2020 dan PKPU Nomor 19 Tahun 2020 menjelaskan tentang aturan penggunaan Sirekap yang pertama kalinya diterapkan pada Pilkada serentak 2020.
"Jumlahnya cukup banyak. Kayaknya 20 TPS lebih yang blankspot, KPU RI juga sudah menyiapkan aplikasi Sirekap offline," kata Hani.
Baca Juga: Seluruh Logistik Sampai ke TPS, KPU Gunungkidul Musnahkan Surat Suara Rusak
Sirekap Offline ini bisa digunakan para TPS yang kesulitan sinyal untuk merekapitulasi perolehan suara. Baru nanti di tingkat kalurahan mereka bisa menginput datanya tersebut secara online. Setelah selesai rekapitulasi offline, bisa langsung ke kalurahan. Pasalnya di kalurahan dipastikan sudah ada sinyal karena masing-masing saluran gini sudah tersambung dengan internet dari kabupaten.
Ia mengatakan, berkaitan hasil rekapitulasi tetap dilakukan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dengan cara disandingkan dengan data plano di kecamatan. Kalaupun nantinya jika data pada sirekap dengan hasil hitung manual tidak sesuai bisa dikoreksi.
"Nanti bisa dikoreksi di aplikasi Sirekap, kalau ada pergeseran perolehan saya rasa ndak mungkin karena nanti akan ada pihak yang mengawasi termasuk para saksi," papar dia.
Hani menambahkan, cara kerja Sirekap sendiri cukup praktis. Sirekap akan merekam foto perolehan rekapitulasi dan juga membacanya dalam bentuk data. Tehnisnya nanti angka tersebut akan disandingkan dengan foto manualnya. Dan ketika nanti plano PPK disandingkan manual dan hasil Sirekap, jikaa ada keberatan dari saksi nanti bisa disampaikan.
Hingga Rabu pagi ini, Hani memastikan seluruh KPPS di Bumi Handayani sudah bisa login dalam aplikasi Sirekap. Memang sebelum mendekati hari H banyak sekali permasalahan para KPPS untuk menjalankan aplikasi ini.
"Beberapa kali pelatihan mereka menguasi, mudah-mudahan nanti lancar, pada akhirnya Sirekap ini bukan satu-satunya alat rekapitulasi, hanya alat bantu untuk publikasi," tandasnya.
Berita Terkait
-
Keraton Dukung Salah Satu Paslon Pilkada Gunungkidul, Ini Respons Sultan
-
Uniknya Kampanye para Peserta Pilkada Gunungkidul, Ada yang Datangi Hajatan
-
Sudah Diundi, Ini Nomor Urut 4 Paslon Bupati dan Wabup Pilkada Gunungkidul
-
Resmi Bersaing di Pilkada Gunungkidul, 4 Paslon Undi Nomor Urut Hari Ini
-
Pilkada Bakal Ditunda, Begini Respon Kontestan Pilkada Gunungkidul
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Mortir Jumbo Diledakkan di Sleman, Bagaimana Dampaknya ke Gunung Merapi?
-
Dosen di Jogja Jadi Tersangka Korupsi Kakao Fiktif: UGM Angkat Bicara
-
Pasca Pembongkaran Kawasan Lempuyangan, Keraton Yogyakarta beri Kekancingan ke PT KAI
-
Program Makan Bergizi Gratis 'Gagal Total'? Kasus Keracunan Berulang di Jogja, JCW: Hentikan Sekarang Juga
-
Model Sepatu Padel dan Rekomendasi Sepatu Padel Terbaik 2025