SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyiapkan pembangunan akses jalan senilai Rp39 miliar untuk Kawasan Peruntukkan Industri (KPI) di Kapanewon Piyungan. Pembangunan jalan sepanjang lebih kurang 750 meter itu akan dimulai pada bulan Juni-Juli 2021.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan pembangunan tersebut dilakukan untuk mempercepat industrialisasi di Bumi Projotamansari.
"Saat ini Kabupaten Bantul ditetapkan oleh gubernur sebagai kawasan industri. Sehingga pembangunan akses jalan ini mempercepat industrialisasi di sini," terang Halim ditemui saat peninjauan lokasi pembangunan akses jalan KPI di Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, Selasa (25/5/2021).
Ia mengatakan bahwa investor di KPI membutuhkan kepastian infrastruktur untuk memudahkan akses. Mulai dari pengiriman keluar masuk barang termasuk pegawainya.
Baca Juga: Hingga 25 Mei 2021, Vaksinasi Dosis 2 di Bantul Capai 42 Ribuan Orang
"Jadi kawasan 85 hektar ini kan akan digunakan investor untuk industri. Jadi mereka butuh kepastian dan kami fasilitasi dengan akses jalan itu," katanya.
Ia menjelaskan bahwa tahun ini mulai dilakukan pembangunan mulai dari Jalan Wonosari di selatan Gereja Payak sebagai pintu masuk. Sementara pintu keluar rencananya akan dibuatkan di sekitar Pasar Kebon Empring, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan.
"Rencananya tahun ini kita mulai pembangunannya," ujar Halim.
Akses jalan yang rencananya dibangun kurang lebih 750 meter ini ditargetkan selesai pada Desember 2021.
Pembangunannya menggunakan tanah milik Pemkab yang sebelumnya sudah dibeli dari warga sekitar.
Baca Juga: Edarkan Uang Palsu di Pasar di Bantul, Pelaku Sasar Pedagang Sepuh
"Ini tanah yang dibeli, pembebasan. Jadi tanah warga yang dibeli (oleh pemkab dari masyarakat). Jika tanah kas desa itu yang kawasan industri itu," terangnya.
Hingga kini, KPI di Piyungan sudah berdiri pabrik kraft dan kerajinan tangan yang digunakan oleh PT IGP. Pengelolanya sendiri dilakukan oleh PT YIP yang sejak tahun 2014 sudah menyewa tanah kas desa milik Kalurahan Srimulyo itu.
Saat ini Wilayah Piyungan ditetapkan menjadi kawasan yang dipilih untuk industrialisasi di Bantul. Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian, Agus Sulistyana menjelaskan jika ada dua Kapanewon lain yang ditunjuk menjadi kawasan peruntukan industri.
"Jadi ada Pajangan, Piyungan dan juga Sedayu. Memang saat ini Piyungan yang sudah berkembang. Rencananya Sedayu segera kami siapkan untuk investor di sana. Sudah ada dua investor setahu saya yang berencana menempati di Sedayu," kata Agus dihubungi wartawan.
Berita Terkait
-
Tolak Perluasan TPST Piyungan, Warga Mengadu ke DPRD DIY
-
Ngatiran Terancam Tergusur Dua Kali Karena Proyek TPST Piyungan
-
Sentil Isu Sampah di Piyungan Lewat Lagu, Ini Alasan BEM KM UGM
-
Buat Lagu "Negeri Istimewa", BEM KM UGM Soroti Kondisi TPST Piyungan
-
Warga Piyungan Dikejutkan Buaya muara di Wisata Teratai Biru Kali Opak
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Tambang Nikel Raja Ampat jadi Sorotan: DPR Tegur Menteri, Ada Apa?
-
Pilihan Guest House Samarinda yang Cozy dan Terjangkau untuk Liburan Hemat
-
Klitih Kembali Resahkan Sleman: 3 Terduga Pelaku Diamankan di Condongcatur
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta