SuaraJogja.id - Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Kemendikbud, Samto menyoroti atas dugaan kejahatan jalanan yang kerap terjadi di wilayah DI Yogyakarta saat ini. Pihaknya mengaku bahwa potensi kreativitas pelajar cukup banyak, namun karena penyaluran terhambat, pelajar terjerumus ke aksi kekerasan seperti itu.
"Saya yakin mereka punya potensi dan kreativitas. Hanya saja terhambat, sehingga tersalur ke situ (kejahatan jalanan). Tapi, kalau ada saluran-salurannya, saya yakin akan menjadi lebih baik," ujar Samto kepada wartawan, Selasa (19/4/2022).
Ia menjelaskan tak hanya di Jogja, aksi yang dinilai masuk kategori kenakalan remaja itu terjadi juga di daerah lain.
"Tapi istilahnya kan berbeda-beda. Yang jelas peran sekolah juga harus lebih baik lagi. Apalagi di Jogja kan pendidikan masih unggul dibanding daerah lain," katanya.
Ia berharap kepada seluruh sekolah menyiapkan wadah yang dapat menyalurkan aktivitas siswa ke arah yang positif. Selain itu kepala daerah harus membentuk formulasi agar anak-anak ini dapat diarahkan.
"Pemerintah di Jogja harus bisa memberikan solusi terbaik bagi anak bagaimana menyalurkan kreativitas maupun hobinya itu. Nah harus ada pendampingan juga nantinya," terang dia.
Terpisah, penyaluran kegiatan pelajar ke arah yang lebih bermanfaat ini juga didukung oleh Jogja Police Watch (JPW). Lembaga sosial ini lebih menyoroti alumni dan senior dalam satu sekolah yang memiliki peran penting kepada adik kelasnya.
"Pelaku kejahatan jalanan atau klithih selama ini lebih takut bahkan lebih patuh dan lebih manut (tunduk) kepada senior atau alumni ketimbang pada orangtua atau sekolah," kata Kadiv Humas sekaligus Aktivitas JPW, Baharduddin Kamba, Minggu (17/4/2022).
Maka dari itu sejumlah opsi ditawarkan JPW ke pemerintah, pertama melakukan pemetaan dan pendataan para "alumni" atau senior yang berpengaruh di geng sekolah atau geng pelajar.
Baca Juga: Kualitas Pendidikan Merosot, Kemendikbud Minta Sekolah Berbenah karena Covid-19 Melandai
Kedua lanjut dia, melakukan pengenalan atau silaturahmi kepada para alumni atau senior yang didata memiliki andil kuat dalam sebuah geng sekolah.
"Tentunya pengenalan ini butuh waktu yang tidak sebentar dan tidak ujug-ujug bisa. Peran pihak lain diperlukan dalam cara kedua ini," ujar dia.
Ketiga adalah mengalihkan aktivitas kenakalannya dengan memberi keterampilan berupa hal positif. Seperti penguatan ekonomi, selain sibuk dengan aktivitas itu, penghasilan para senior dan alumni ini bisa bermanfaat.
"Yang terakhir juga perlu dilakukan yaitu bicara langsung kepada senior secara lebih intens. Terutama akibat dari kekerasan jalanan dapat berujung hilangnya nyawa seseorang," ujar Kamba.
Berita Terkait
-
Polres Bantul Rekomendasikan Perda Batasan Jam Malam untuk Cegah Kejahatan Jalanan
-
Polres Bantul Tangkap 104 Pelaku Kejahatan Jalanan Selama Periode Januari hingga April 2022
-
Beredar Dua Pesan Berantai Terkait Kejahatan Jalanan di Gunungkidul, Ini Kata Polisi
-
Soroti Peran Senior dalam Aksi Kejahatan Jalanan, JPW Beri Opsi ke Pemerintah Rangkul Alumni Sekolah yang Sudah Lulus
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Striker Vietnam U-23 Tak Takut dengan Suporter Timnas Indonesia
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
Terkini
-
Bupati Bantul Setuju PSIM Main di SSA, Tapi Suporter Wajib Patuhi Ini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini