Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Minggu, 13 Oktober 2024 | 12:36 WIB
Kawasan Tugu Jogja merupakan saksi bisu sejarah berdirinya Kota Yogyakarta. [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

Keraton Yogyakarta terdiri dari tiga bagian yakni komplek bagian depan, komplek inti serta komplek belakang keraton.

Suasana salah satu akses jalan menuju Keraton Yogyakarta di Jalan Malioboro, Kota Jogja, Minggu (19/9/2021). tim Suara.com.

Untuk komplek depan terdiri dari alun-alun Utara dan Masjid Gedhe. Kemudian untuk komplek inti terdiri dari tujuh rangkaian plataran dari alun-alun utara hingga selatan, yakni Pagelaran, dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kemandungan Kidul serta Sitihinggil kidul.

Sementara untuk komplek belakang terdiri dari Alun-alun kidul dan plengkung nirbaya.

Untuk tiket masuk bagi wisatawan domestik dikenai Rp10.000 untuk anak-anak, lalu untuk dewasa Rp15.000. Sedangkan wisatawan asing dikenai Rp25.000.

Baca Juga: Satpol PP Amankan 2 Manusia Silver Usai Viral Diduga Gores Mobil di Jogja

Buka tiap hari Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.

4. Panggung Krapyak

Peninggalan Sultan Hamengku Buwono I lainnya yang masih bisa dikunjungi yakni Panggung Krapyak.

Panggung Krapyak beralamat di Jalan Kh. Ali Maksum, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Bangunan yang masuk titik Sumbu Filosofi ini dibangun pada 1782.

Baca Juga: Profil Lengkap Heroe Poerwadi, dari Jurnalis hingga ke Perebutan Kursi Wali Kota Jogja

Panggung Krapyak sejatinya merupakan tempat peristirahatan raja seusai melakukan perburuan. Hal itu mengingat wilayah Krapyak dahulu merupakan hutan dengan habitat terbanyak adalah rusa atau menjangan.

Panggung Krapyak berwujud bangunan berbentuk kotak berukuran 17,6 meter dengan tinggi 10 meter.

Tangkapan situs cagar budaya Panggung Krapyak di Yogyakarta. (Twitter/@merapi_uncover)

Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai atas merupakan tempat terbuka sebagai area berburu. Sementara di lantai dasar terbagi dalam empat ruang yang dihubungkan oleh lorong.

Konon bangunan ini dahulu juga dipakai oleh prajurit Keraton Yogyakarta untuk mengintai dan pertahanan dari musuh.

Untuk mengakses ke bangunan cagar budaya ini pengunjung tak dikenai tiket alias gratis.

5. Petirtaan Tamansari

Load More