Materi yang diberikan pertama kali, SCI ingin membongkar luka batin yang dimiliki oleh pesertanya. Meski calon ayah atau ibu ini merasa dalam kondisi yang positif dan merasa tak pernah memiliki masalah besar dalam hidup, tapi ada beberapa momen yang bisa membekas di pikirannya yang menjadi luka di batin mereka.
"Manusia itu kan tidak sempurna, pasti punya luka. Nah kami memberikan penyadaran kepada peserta untuk merawat luka itu untuk sembuh. Karena jika ia tak sadar memiliki luka, dia akan sombong, merasa tidak ada luka tapi malah menyakiti orang lain," ungkap dia.
Materi yang ditawarkan memang beranekaragam. Mulai dari self development, ilmu tentang seksologi, manajemen konflik di rumah tangga, praktik memandikan dan merawat bayi, penyadaran luka batin, manajemen keuangan, hingga diskusi-diskusi tentang fiqih Islam dalam berumah tangga.
Peserta SCI dan SCA juga nantinya diajak untuk berkemah di alam terbuka melakukan solo bivak. Peserta diajak ke bumi perkemahan yang ada di Sleman dan diminta untuk bertahan seorang diri dan tak boleh meminta bantuan peserta lain selama kegiatan ini berlangsung.
Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental Hantui Ibu Hamil di DIY: Minim Dukungan Keluarga hingga Krisis Psikolog
Materi lainnya juga diajari dalam membela diri untuk calon ayah. Selain itu calon ibu juga diajari cara memanah dan menunggang kuda.
Banyaknya materi yang ditawarkan oleh SCI, Yazid menyebutkan bahwa memang memasang tarif untuk peserta. Harga yang ditawarkan pun sudah menyesuaikan ilmu dan kebutuhan selama kegiatan berlangsung. Dengan Rp900 ribu peserta diajak benar-benar memahami konsep ayah dan ibu dalam membangun keluarga yang sehat.
Melanjutkan Cetak Keluarga Harmonis
Mendekati akhir tahun 2024 fenomena perselingkuhan hingga KDRT yang dialami pasangan suami istri sangat masif. Tak hanya masyarakat, kalangan artis dan influencer pun mengalami hal serupa.
Kondisi ini tentu menciptakan rasa khawatir dan ketakutan oleh calon ibu dan ayah untuk membangun rumah tangga. Di sisi lain KDRT dan perceraian berpengaruh dengan kondisi anak di masa depan.
Baca Juga: Menanti Relokasi, Siswa SDN Nglarang Belajar Berdampingan dengan Debu Proyek Tol
SCI menghadirkan antisipasi dengan cara menebar ilmu kepada para peserta agar lebih siap serta mampu menangkal polemik yang disebutkan di atas.
Berita Terkait
-
Direkrut buat Ngajar Fulltime, Menteri Abdul Mu'ti Sebut Guru Sekolah Rakyat Bukan ASN
-
Apakah Harus Izin Orang Tua sebelum Mualaf? Steven Wongso Akui Belum Kasih Tahu Ibu
-
Film Panjang Debut Sutradara Indonesia Langsung Jadi Box Office, Ada Jumbo
-
Video Viral Balita Melambai ke Jenazah Sang Ibu yang Meninggal Sebelum Lebaran Bikin Warganet Mewek
-
Rekrutmen Guru dan Murid Sekolah Rakyat Tetap Dilakukan Bulan April, Gus Ipul Ungkap Hal Ini
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada