Membangun kegiatan ini pun Yazid dan Deri melakukan banyak riset. Bahkan 10 tahun lamanya mereka menyiapkan sejak 2004. Pada 2014, keduanya memulai SCI yang mendapat antusias dan respon positif, bahkan jumlah peserta mencapai 98 orang.
Deri yang merupakan lulusan Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) melihat bahwa seminar pra nikah tak hanya harus duduk mencatat dan memilah kriteria calon suami atau istri yang tepat. Pasalnya kesehatan dalam berumah tangga juga penting.
"Bagaimana dari sisi kesehatannya, bagaimana dia harus memandikan bayi, sehingga dari situ kita racik pelatihan yang tak hanya materi, tapi ada praktiknya," ujar Deri.
Sekolah yang memberikan warna baru di dunia pra nikah ini tak lepas dari Yazid dan Deri yang kerap membagikan ilmu parenting. Pertanyaan, termasuk keluhan para ibu atau ayah muda ditampung hingga akhirnya bersama-sama dibuatkan satu kurikulum dalam menjawab keluhan mereka.
Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental Hantui Ibu Hamil di DIY: Minim Dukungan Keluarga hingga Krisis Psikolog
"Ya mulai dari komunikasi dengan suami itu seperti apa, menghadapi konflik dengan mertua nanti seperti apa?. Jawaban-jawaban itu lah yang ingin kami bagikan," kata Yazid.
Dalam praktiknya, SCI sudah digelar ke-13 kali. Banyak alumnus yang masih terus berkontribusi untuk kegiatan itu hingga di tahun 2024 ini.
Yazid dan Deri menggandeng para 'lulusan' sekolah ini yang membuatnya berjalan lebih mantap untuk membangun bersama bagaimana menciptakan keluarga yang harmonis dari hal-hal dasar dan terkecil dulu.
Berkarya hingga Dikenal Luas
Kegiatan yang dimulai dari ide kecil Yazid dan Deri menjadi buah manis. Banyak dari peserta yang antusias. Meskipun, Yazid tak menampik bahwa sekolah ini lebih menarik calon ibu dibanding calon ayah.
Baca Juga: Menanti Relokasi, Siswa SDN Nglarang Belajar Berdampingan dengan Debu Proyek Tol
"Kalau pria kan kadang berpikir, kalau seperti ini [pendidikan untuk calon ayah] enggak usah deh. Jadi memang agak sulit untuk mengajak para bapak-bapak ini dibanding perempuan," katanya.
Berita Terkait
-
Direkrut buat Ngajar Fulltime, Menteri Abdul Mu'ti Sebut Guru Sekolah Rakyat Bukan ASN
-
Apakah Harus Izin Orang Tua sebelum Mualaf? Steven Wongso Akui Belum Kasih Tahu Ibu
-
Film Panjang Debut Sutradara Indonesia Langsung Jadi Box Office, Ada Jumbo
-
Video Viral Balita Melambai ke Jenazah Sang Ibu yang Meninggal Sebelum Lebaran Bikin Warganet Mewek
-
Rekrutmen Guru dan Murid Sekolah Rakyat Tetap Dilakukan Bulan April, Gus Ipul Ungkap Hal Ini
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada