Pengunjung Pantai Trisik Anjlok, Bau Busuk Bangkai Ikan Jadi Penyebab

Bau menyengat dari bangkai ratusan ribu ekor ikan yang mati akibat limbah budi daua udang di kawasan tersebut tercium kuat.

Chandra Iswinarno
Selasa, 11 Juni 2019 | 18:17 WIB
Pengunjung Pantai Trisik Anjlok, Bau Busuk Bangkai Ikan Jadi Penyebab
Ribuan bangkai ikan di laguna yang berada di kawasan Pantai Trisik Kulon Progo, Yogyakarta. [Antara]

SuaraJogja.id - Akibat bau menyengat dari bangkai ikan yang mengambang di laguna, pengunjung Pantai Trisik yang selama ini menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada libur Lebaran 2019 anjlok.

Bau menyengat dari bangkai ratusan ribu ekor ikan yang mati akibat limbah budi daua udang di kawasan tersebut tercium kuat.

Salah satu pengelola wisata Laguna Pantai Trisik Ngatimin mengatakan ikan yang mati masih dibiarkan berada di bibir laguna, sehingga menyebabkan bau menyengat. Akibatnya, jumlah pengunjung di pantai tersebut menurun, padahal rata-rata pengunjung saat liburan bisa mencapai 300 orang.

"Kondisi ini berdampak pada anjloknya jumlah kunjungan wisatawan ke Laguna Pantai Trisik. Wisatawan enggan datang untuk bermain karena baunya sangat menyengat," katanya dilansir dari Antara, Selasa (11/6/2019).

Baca Juga:Diduga Tercemar Limbah Budidaya Udang, Satu Ton Ikan di Laguna Trisik Mati

Ia mengatakan bau ikan yang ada di laguna tercium sampai di pemukiman warga yang jaraknya cukup jauh. Apalagi kalau angin laut kencang, bau busuknya lebih jauh.

"Bau busuk ikan membuat wisatawan mengeluh dan tidak betah lama-lama ke laguna," katanya.

Ngatimin mengaku pelaku wisata kesulitan memusnahkan bangkai ikan, lantaran tidak bisa dimusnahkan secara swadaya karena keterbatasan tenaga.

"Pemusnahan ikan ini hanya bisa dilakukan menggunakan alat berat dengan cara ditimbun," katanya.

Ia mengakui, ikan mati karena limbah tambak udang yang ada di sekitarnya. Seperti diketahui, sekitar laguna merupakan kawasan tambak udang.

Baca Juga:Ikan Mati di Danau Maninjau Jadi 20 Ton

"Masalah ini sedang dicarikan solusi karena kasus ini hampir terjadi setiap tahun," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini