“Pengemudi pun merasa senang karena mereka tidak perlu harus berputar-putar di sekitar Malioboro untuk mencari lokasi parkir. Di sini, mesin bus bisa dimatikan dan sopir bisa beristirahat,” katanya.
Meskipun demikian, Windarto mengatakan, masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki agar layanan shuttle bus untuk wisatawan bisa semakin lancar dan memenuhi kebutuhan.
"Uji coba memang hanya dijadwalkan dua hari ini. Tetapi, kami akan lihat bagaimana kondisi saat Senin (16/12). Jika dibutuhkan, maka akan dibuka lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala SMP 2 Palimanan Cirebon Dedi Sukandi yang menjadi pimpinan rombongan wisatawan yang berasal dari siswa dan guru dengan jumlah sekitar 360 orang tersebut mengatakan kebijakan parkir alternatif cukup bagus.
Baca Juga:Pengunjung Meningkat, Taman Pintar Jogja Buka Setiap Hari hingga Awal 2020
"Kebijakan seperti ini sudah diterapkan di beberapa tempat wisata di daerah lain. Hanya saja, manajemennya harus diperbaiki lagi. Misalnya, shuttle bus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Tidak seperti sekarang harus menunggu," katanya.
Jika jumlah bus masih terbatas, ia pun menyarankan adanya sistem antrean sehingga wisatawan tidak saling berebut masuk ke dalam bus.
Ia pun mengusulkan ada tempat khusus untuk penjualan tiket shuttle bus sehingga koordinasi siswa bisa semakin mudah dan uang pembelian tiket pun bisa tercatat dengan baik.
Sedangkan Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Kadri Renggono mengatakan, alternatif parkir bus pariwisata ini memang sedang diuji coba.
"Akan ada beberapa perbaikan ke depan. Kami pun sudah menerima sejumlah masukan agar layanan semakin baik," katanya.
Baca Juga:BLP Beauty Store Jogja Bikin Pengunjung Merasa seperti di Rumah