SuaraJogja.id - Sesosok wanita mengenakan baju kotak-kotak biru dan celana cokelat serta memakai jilbab berwarna biru berdiri termenung di lobby Mapolres Bantul, beberapa saat sebelum digelar konferensi pers terkait kasus kematian Fatur Nizar Rakadio alias Dio (17), pelajar Kelas 10 SMKN 2 Depok Sleman, Selasa (14/1/2020).
Wanita ini tampak gelisah, sesekali melihat handphone yang dipegangnya, lantas berjalan mondar-mandir. Terlihat tiga orang wanita lainnya mendampingi wanita berjilbab biru tersebut. Sesekali mereka terlihat berbincang, tetapi tidak jelas topik yang dibicarakan.
Wanita berjilbab biru tersebut kemudian terlihat sedikit 'beringas' ketika tersangka dibawa masuk ke lobby Mapolres untuk dihadapkan ke awak media dalam konferensi pers tersebut. Tersangka masuk ke lobby Mapolres dikawal sejumlah petugas kepolisian. Beberapa saat kemudian, rombongan pelajar menyusul di belakang si tersangka.
Melihat mereka, ibu berjilbab biru ini seketika terdiam. Dia mengamati satu per satu anggota rombongan pelajar tersebut meskipun para pelajar ini membelakanginya, kecuali tersangka. Ia terdiam cukup lama memperhatikan wajah tersangka, baik sebelum ataupun ketika mengenakan masker.
Baca Juga:Indonesia Masters: Kalahkan Pai, Ruselli Ikuti Jejak Tontowi / Apriyani
Tiba-tiba, wanita itu berteriak histeris sembari menunjuk-menunjuk ke arah tersangka.
"Lihat ke saya! Lihat ke saya!" teriaknya.
Entah apa yang diucapkan wanita ini, tetapi sejurus kemudian dia ditarik mundur oleh seorang pria yang kemudian memeluknya. Wanita ini masih terus berteriak histeris hingga akhirnya ia diminta untuk tenang oleh aparat kepolisian.
Wanita ini tak lain adalah Widi Astuti (39), ibu dari almarhum Dio. Dia datang bersama kerabatnya yang lain, dan terlihat pula teman-teman korban juga datang dalam konferensi pers tersebut. Mereka ingin menyaksikan secara langsung wajah pelaku yang menendang korban hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Ketika sudah tenang, Widi Astuti akhirnya bersedia untuk diwawancarai. Ia berharap agar pelaku dihukum setimpal dengan apa yang menimpa anaknya. Wanita ini ingin tersangka dihukum seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa anak kesayangannya tersebut.
Baca Juga:Benarkah PCOS Membuat Wanita Tidak Bisa Hamil?
"Nyawa harus dibayar nyawa. Tugel sikile ora mung tugel sikile [patah kakinya tidak hanya patah kakinya]!"seru Widi.
- 1
- 2