1 PDP COVID-19 di RS Bethesda Jogja Meninggal Dunia

Pasien tersebut sempat melakukan kontak dengan warga negara Selandia Baru.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 22 Maret 2020 | 10:52 WIB
1 PDP COVID-19 di RS Bethesda Jogja Meninggal Dunia
[Ilustrasi] Perawat menggunakan masker berjalan usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus Difteri di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat (8/12/2017). [Antara Foto/Muhammad Adimaja]

SuaraJogja.id - Satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di RS Bethesda Yogyakarta meninggal dunia pada Sabtu (21/3/2020). Pasien adalah seorang laki-laki warga Depok, Sleman berusia 69 tahun.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih menerangkan, pihaknya telah mendapatkan laporan dari RS Bethesda terkait adanya satu PDP meninggal dunia pada Sabtu.

"Ada laporan kematian PDP dari RS Bethesda, laki laki, 69 tahun, alamat Depok, Sleman. Hasil [pengujian sampel darah] laboratorium belum keluar," katanya, Minggu pagi, dikutip dari HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id.

Sampel darah dari PDP tersebut telah dikirim ke laboratorium BBTKLPP Yogyakarta pada Jumat (20/3/2020). Namun hasil pengujian sampel darah hingga Minggu (22/3/2020) belum keluar.

Baca Juga:Jurus Gojek Dukung Minimalisasi Penyebaran COVID-19 #dirumahaja

Ia menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal dari rumah sakit, pasien tersebut sempat melakukan kontak dengan warga negara Selandia Baru. Saat ini sedang dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan DIY bersama Dinas Kesehatan Sleman untuk melacak orang yang sempat berkomunikasi dengan pasien.

"Hasil anamnesa [pemeriksaan awal] RS, pasien kontak dengan warga Selandia Baru. Untuk tracing, saat ini sambil menunggu hasil sudah dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Sejak ada laporan meninggal, Dinkes sudah infokan ke Dinkes kabupaten. Sambil menunggu hasil laboratorium, tanggal pengiriman spesimen 20 Maret," katanya.

PDP tersebut, lanjutnya, berobat pada Rabu 18 Maret 2020 dengan kondisi demam dan lemas. Demam tersebut saat masuk ke RS telah memasuki hari ketiga disertai dengan batuk.

"Tanggal berobat 18 Maret, [kondisi awal] lemas, demam hari ketiga, dan batuk," katanya.

Pihaknya masih menelusuri lebih lanjut kontak pasien tersebut. Untuk sementara PDP tersebut hanya kontak dengan WNA asal Selandia Baru.

Baca Juga:Hikmah Penundaan IBL Akibat Corona, Diftha Pratama Bisa Kumpul Keluarga

"Ini yang sedang dilakukan tracing lebih lanjut, karena hasil anamnesa hanya kontak dengan WNA," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini