Terdampak Corona, Cilok Dagangan Puput Pernah Ditolak Masuk Kampung

Pendapatannya berkurang saat ini rata-rata hanya Rp50 ribu perhari.

Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Jum'at, 10 April 2020 | 21:25 WIB
Terdampak Corona, Cilok Dagangan Puput Pernah Ditolak Masuk Kampung
Ilustrasi cilok. (@heytheresia/Instagram)

SuaraJogja.id - Larangan mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa, termasuk proses jual beli membuat dampak ekonomi akibat penyebaran virus corona menghantam pelaku usaha.

Misalnya saja para pedagang makanan kaki lima yang tidak bisa membuka lapak dagangan, kehilangan pelanggan, hingga ditolak masuk ke kampung-kampung. 

Salah seorang pedagang cilok keliling di Bantul, Puput mengaku mengalami penurunan pemasukan, akibat berkurangnya pelanggan. 

Perempuan asal Banguntapan tersebut biasa menjajakan dagangannya keliling dari satu kampung ke kampung lainnya. Dengan adanya karantina wilayah yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, membuat ia kehilangan pelanggan. 

Baca Juga:Tak Promosikan Online Market, Ini Langkah Bupati Bantul Hadapi COVID-19

"Ya pernah ditolak, tapi sekarang sadar diri aja. Kalau digerbangnya itu sudah dipalang ya langsung puter balik cari tempat lain," kata Puput Jumat (10/4/2020).

Pada hari biasanya Puput mampu menjual 800 biji cilok, dengan rata-rata pendapatan Rp 120.000. Sementara belakangan ini, ia hanya membawa 500 biji cilok dan lebih sering terjual 300 biji saja, dengan pendapatan harian sekitar Rp50.000.

Selain itu, jika pada hari biasa ia bekerja sejak pukul delapan pagi hingga empat sore. Sekarang, Puput bekerja lebih lama, hingga pukul delapan malam agar dagangannya dapat habis terjual. 

Meski demikian, Puput mengaku bersyukur masih bisa mencari rejeki untuk anak dan istrinya. Namun, ia juga berharap keadaan ini akan seger berakhir dan semua kembali seperti semula. 

Menyadari dampak ekonomi yang mulai menyerang warganya, Camat Banguntapan Fauzan Muarifin memperkenalkan semangat Jagoriko.

Baca Juga:Puskesmas di Bantul Layani Rapid Test Corona Secara Terbatas

Jagoriko merupakan kepanjangan dari 'Jajan Tonggo, Nglarisi Konco'. Semangat ini bertujuan untuk mengajak masyarakat, agar membantu satu sama lain. 

"Saya mengajak masyarakat agar membantu satu sama lain, sehingga roda ekonomi tetap berjalan," kata Fauzan. 

Ia mengaku sudah menerapkan semangat ini sejak lama. Harapannya, masyarakat dapat bergotong royong membantu satu sama lain, dalam melewati masa krisis ini. 

Tidak hanya itu, Fauzan juga mengajak warganya untuk mendirikan posko tanggap ekonomi untuk menghadapi dampak ekonomi dari merebaknya virus corona. 

Melalui posko tersebut, masyarakat yang mampu diharapkan dapat bergotong royong membantu pasokan sembako bagi masyarakat yang membutuhkan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini