SuaraJogja.id - Setelah beberapa waktu yang lalu umat Muslim di Kulon Progo sudah bisa menikmati beribadah salat Jumat berjemaah di masjid, kali ini giliran umat Kristen yang mendapat kesempatan untuk kembali beribadah bersama di gereja.
Tepat pada Minggu (5/7/2020), jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Temon mendapat kesempatan untuk mengobati kerinduan beribadah bersama kembali di gereja. Peribadatan kali ini disambut antusias oleh jemaat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Pendeta Kristian Prawoko, yang bertugas memimpin ibadah perdana saat pandemi Covid-19 ini. Dari sekitar 745 jemaat di gereja induk GKJ Temon, yang terbagi di tiga pepanthan -- GKJ Seling, Glagah, dan Kalidengen, terdapat sekitar 155 jemaat yang hadir mengikuti peribadahan.
"Jemaat di GKJ Temon sendiri ada sekitar 250-an orang. Pagi tadi yang hadir sekitar 95 warga jemaat, dan yang siang sekitar 60 orang. Tingkat antusiasmenya sudah baik, memang sedikit berkurang, tapi presentasenya cukup besar," ujar Kristian.
Baca Juga:Umat Katolik di Kupang Kembali Beribadah di Gereja
Kristian menjelaskan bahwa ibadah minggu di GKJ Temon memang dibagi dua sesi, yakni sesi pagi pukul 07.00 WIB dan sesi siang pukul 09.00 WIB. Pelaksanan ibadah itu dibedakan oleh bahasa -- pagi menggunakan bahasa Indonesia, untuk siang dengan bahasa Jawa.
Namun untuk ibadah kali ini, bukan bahasa yang membedakan dua sesi ibadah tersebut, melainkan wilayah dari warga jemaat yang hendak mengikuti peribadatan di gereja.
"Ini dilakukan juga untuk mengurangi kepadatan. Selain itu, kali ini semua peribadatan menggunakan bahasa Indonesia," ucapnya.
Ditambahkan Kristian, terselenggaranya kembali ibadah minggu kali ini karena GKJ Temon sudah mendapat surat rekomendasi dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 tingkat Kapanewon Temon. Selain itu, pihaknya juga sudah mengatur dan mengimbau kepada seluruh jemaat yang akan datang ke gereja agar selalu menaati protokol kesehatan yang ada.
Terlihat di depan pintu masuk GKJ Temon juga sudah terpasang imbaun mengenai protokol kesehatan yang wajib dilakukan oleh semua pihak, mulai dari memakai masker bagi siapa saja yang datang, mencuci tangan di air mengalir, lalu dilanjutkan dengan pengecekan suhu oleh petugas yang berjaga.
Baca Juga:Gereja di Semarang akan Kembali Dibuka untuk Ibadah Mulai 18 Juli
Tidak lupa, petugas juga melakukan pendataan kepada jemaat yang hadir, mulai dari nama hingga alamat, sebelum memasuki gedung gereja. Saat di dalam gereja pun jemaat diminta untuk duduk di kursi yang sudah ditentukan dengan batasan jarak satu sama lain.
"Sebelum dan sesudah ibadah juga akan dilakukan penyemprotan desinfektan oleh petugas," imbuh Kristian.
Selain semua orang yang wajib melaksanakan protokol kesehatan, kali ini perbedaan pelaksanaan ibadah juga terdapat pada durasinya. Dikatakan Kristian, terdapat bacaan ayat Alkitab yang dikurangi hingga hanya menyisakan bacaan Injil yang dipergunakan. Warta jemaat juga dipersingkat, sehingga kurang dari satu jam peribadatan sudah selesai.
Dengan sudah terlaksananya ibadah perdana kembali ini dengan lancar, pihaknya menuturkan, akan terus melaksanakan ibadah kembali di gereja untuk minggu-minggu ke depan. Pihaknya juga akan tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ada kepada seluruh warga jemaat yang datang.
"Kami menghormati jika memang gereja lain belum melaksanakan peribadatan kembali di gedung gereja, itu memang hak masing-masing. Namun, karena kita melihat jemaat [GKJ Temon] sudah tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan, jadi akan dilanjutkan sampai minggu seterusnya. Jadi, kita penuhi protokol kesehatan, tapi juga penuhi kerinduan jemaat untuk beribadat di gedung gereja," tandasnya.
Salah satu jemaat yang hadir mengikuti peribadatan, Sri Isdiyati (58), mengaku senang dapat beribadah kembali di gedung gereja secara bersama-sama. Walaupun memang tidak sampai memenuhi gereja, ia sudah merasa kerinduannya untuk beribadah bersama terobati.
"Memang sejak beberapa waktu yang lalu sudah ada ibadah di rumah bersama kelompok-kelompok kecil, tapi saat sudah bisa kembali beribadah bersama di gedung gereja lagi, rasanya lega dan bersyukur sekali," kata Sri.
Menurutnya, kerinduan yang sama juga dialami oleh seluruh jemaat lainnya. Hal itu bisa terlihat dari antusiasme jemaat yang hari ini bisa hadir baik di sesi pagi atau siang tadi.
Sri menambahkan, memang terdapat beberapa perbedaan dengan pelaksanaan ibadah sebelum adanya pandemi Covid-19 ini. Namun, ia meyakini, pada intinya semua prosesi ibadat tetap terlaksana dengan baik tanpa mengurangi nilai ibadah itu sendiri.
Ia tidak merasa keberatan sama sekali dengan adanya sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan. Menurutnya, hal itu justru membuat seluruh jemaat yang hadir merasa lebih aman.
"Malah senang kalau ada protokol kesehatan, jadi jemaat yang hadir tidak khawatir dan tetap percaya bahwa kalau beribadat di gereja tetap aman," ucapnya.