SuaraJogja.id - M (57), laki-laki asal Pondok Kacang, Kota Tangerang Selatan, berhasil mengelabui warga Kalurahan Umbulrejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Dengan mengaku sebagai dokter, lelaki ini telah membuka sebuah klinik kesehatan ilegal. Setiap hari, belasan bahkan puluhan pasien datang ke klinik miliknya untuk berobat.
M pun telah diringkus jajaran Sat Reskrim Polres Gunungkidul pada 2 Juli 2020 yang lalu di tempatnya praktik. Ketika didatangi petugas, M tak bisa menunjukkan surat izin praktik dokter serta izin membuka klinik. Karena tidak bisa menunjukkan syarat buka praktik dokter dan klinik, maka yang bersangkutan dibawa ke Mapolres Gunungkidul untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul Iptu Ryan Permana mengungkapkan, penangkapan yang bersangkutan bisa dilakukan berkat laporan masyarakat pada 1 Juli 2020 lalu yang menyebutkan adanya klinik kesehatan ilegal yang dibuka oleh M. Mendapat laporan tersebut, petugas langsung melakukan penyelidikan.
"Tanggal 2 Juli kami datangi dan langsung kami bawa ke Mapolres," ujar Ryan, Kamis (23/7/2020), di Mapolres Gunungkidul.
Baca Juga:Sebulan Alami Kekeringan, Sumino Tempuh 1,5 KM Turuni Bukit Cari Air Bersih
Di hadapan petugas, M mengaku memang bukan dokter. Namun, lelaki ini merupakan lulusan sekolah keperawatan, sehingga memiliki kemampuan untuk merawat orang yang sakit. M sendiri mengaku merupakan pensiunan dari PT Pertamina dan sudah tidak bekerja lagi.
M nekat membuka klinik kesehatan/pengobatan di Kalurahan Umbulrejo karena merasa memiliki kemampuan mengobati orang sakit. Sejak September 2019 yang lalu, laki-laki ini berpraktik layaknya dokter. Dengan mengenakan pakaian ala dokter berjas putih dan dilengkapi stetoskop, laki-laki ini melayani pasien yang periksa di tempat praktiknya.
"Setiap hari belasan hingga puluhan orang periksa ke sana," terang Ryan.
Tak hanya memeriksa, lelaki ini bahkan berani menyuntik dan memberikan terapi asap kepada pasien. Untuk obatnya, M asal-asalan memberikan campuran atau formula untuk mengobati pasien yang datang ke tempatnya praktek.
Untuk setiap kali pemeriksaan, seorang pasien dibebani biaya Rp100.000-Rp150.000 layaknya periksa ke dokter praktik pada umumnya. Sementara, semua peralatan kedokteran dan obat-obatan ia datangkan dari Jakarta. Lelaki ini memesan obat berdasarkan pengetahuannya ketika sekolah perawat Kesehatan (SPK).
Baca Juga:Jelang Pilkada, PDIP Gunungkidul Mulai Retak
"Banyak barang bukti yang kita amankan karena memang tempatnya di-setting layaknya klinik kesehatan resmi," papar Ryan.
- 1
- 2