SuaraJogja.id - Pembangunan Bandara International Yogyakarta Airport (YIA) di Kulon Progo tak habis menuai banyak pujian.
Di balik semua itu pembangunan Bandara YIA selama ini ditangani oleh PT Pembangunan Perumahan (PP KSO). Dengan sederet respon positif tersebut membuat PT PP semakin terpacu untuk meneruskan tren yang baik tersebut.
“Dalam beberapa waktu lalu kita mendapatkan rekor MURI karena kecepatan kita dalam pembangunan Bandara YIA. Ini prestasi sendiri buat kita,” kata Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad, usai mendampingi Presiden Jokowi, meresmikan bandara, Jumat (28/8/2020).
Diketahui bahwa Bandara YIA hanya memerlukan waktu 20 bulan untuk dapat diselesaikan. Bukan hanya kecepatan yang diperhitungkan dalam pembangunan ini, namun seluruh aspek bangunan telah dipertimbangkan dengan matang untuk menghadapi potensi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Baca Juga:Bak Ngopi di Atas Awan, Begini Indahnya View Coffee Angkasa Kulon Progo
Dalam hal tersebut, Novel mengungkapkan PT PP menjadi pihak yang melaksanakan semua proses pembangunan tersebut. Terhitung mulai dari air side, land side hingga menyiapkan menara control dan mecanical enginering.
“Keberhasilan ini, menjadi kekuatan dan motivasi tersendiri bagi PP untuk melaksanakan pembangunan bandara baru selanjutnya,” tegasnya.
Dituturkan Novel bahwa pembangunan fisik bandara jika dihitung di luar pengadaan lahan sudah menghabiskan anggaran senilai Rp7,1 triliun.
Demi memaksimalkan kinerja seluruh tim, proses pembangunan juga melibatkan para ahli di bidang konstruksi salah satunya pakar gempa bumi dari Jepang.
Bahkan ditambahkan Novel, sejumlah peralatan yang bersifat teknis dan kritis ditempatkan pada ketinggian. Hal tersebut sebagai upaya menjaga keselamatan setiap jiwa yang ada di bandara jika terjadi bencana tsunami.
Baca Juga:Tinggal Pilih, Ini Daftar 5 Transportasi Umum Bandara YIA Kulon Progo
Tak lupa kondisi tanah diperhatikan dengan teliti untuk mencegah likuifaksi.
“Untuk mendapat lebih banyak masukan dan saran, kita memang sengaja libatkan para pakar dan ahli. Termasuk itu ada pakar gempa dari Jepang," ungkapnya.