Jembatan Sesek Tersapu Arus Sungai, Aktivitas Warga Ngentakrejo Terganggu

Jembatan bambu bernama jembatan sesek hanyut tersapu arus deras Sungai Progo.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 22 Oktober 2020 | 20:37 WIB
Jembatan Sesek Tersapu Arus Sungai, Aktivitas Warga Ngentakrejo Terganggu
Warga menunjukkan lokasi jembatan sesek yang hanyut terbawa arus deras Sungai Progo, Kamis (22/10/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Jembatan bambu penghubung Kulon Progo dan Bantul hanyut dihempas derasnya aliran Sungai Progo. Jembatan yang disebut Jembatan Sesek oleh warga sekitar itu diketahui hanyut pada Rabu (21/10/2020). 

"Hujan semalaman, terus rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB, aliran Sungai Progo meluap sampai lebih di atas jembatan, kurang lebih 1,5 meter. Karena tidak kuat jebol dan hanyut," kata salah satu pengelola Jembatan Sesek, Sumarno saat ditemui awak media di lokasi Jembatan Sesek, Kamis (22/10/2020).

Dikatakan Sumarno, Jembatan Sesek itu menjadi penghubung antara Dusun Temben, Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo dengan Dusun Manukan, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.

Selama ini diketahui jembatan yang memiliki panjang 100 meter dan lebar 1,8 meter itu hanya terbuat dari kayu dan bambu.

Baca Juga:Legendaris, Ini Penampakan Surat Izin Usaha Toko Sepeda Liem Kulon Progo

"Peristiwanya cepet, hanya sekitar setengah jam sudah ambrol saking derasnya air," ucapnya. 

Sumarno mengakui, akibat hilangnya jembatan tersebut akses warga dari dua kabupaten agak terganggu. Pasalnya Jembatan Sesek selama ini menjadi jalur penyeberangan terdekat untuk warga Ngentakrejo menuju Bantul, begitu juga sebaliknya. 

"Kalau mau muter, paling dekat lewat Bendung Kamijoro, itu saja jaraknya 2 km dan jalannya nanjak banget," sebutnya.

Selain menyusahkan warga yang hendak beraktivitas dengan melewati jalan tersebut, penghasilan warga setempat pun ikut terdampak. Sebab selama ini, setiap orang yang melintasi jembatan tersebut harus membayar biaya perawatan sebesar Rp.2.000.  

Sumarno menuturkan Jembatan Sesek sebenarnya belum lama beroperasi atau tepatnya pada empat bulan lalu. Pembangunan pun menggunakan anggaran swadaya dari sejumlah warga Ngentakrejo. 

Baca Juga:Punya Riwayat Perjalanan, Kulon Progo Tambah 5 Pasien Positif Covid-19

Kendati baru beroperasi, pihak pengelola mengaku sudah bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 1 juta. Dari hasil itu sebagian diberikan kepada petugas yang berjaga hampir setiap hari sebagai upah kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak