Seberapa dekat Pak Wawan dengan Mbah Maridjan?
Sejak 2006 itu sudah liputan dengan Mbah Maridjan. Banyak teman-teman yang cerita, sejak saat itu sudah dekat. Katanya [Mbah Maridjan] itu kalau tidak dekat duduknya dengan wartawan, berhadap-hadapan, tapi kalau suami saya duduk di depannya begitu dicari, disuruh duduk di sampingnya. Ketika peristiwa Merapi juga katanya tidak mau kalau yang naik bukan suami saya.
Kenangan apa yang sempat dilakukan bersama sebelum peristiwa tersebut?
Seminggu sebelumnya pulang, ulang tahun Krisna. Jadi memang dia pulang, dia biasanya datang Sabtu. Jadi ulang tahun Krisna kita jalan-jalan seharian ke Semarang, makan-makan cari kado.
Baca Juga:10 Tahun Erupsi Merapi, Warga Berbagi Cerita: Mengungsi Tak Pernah Kembali
Waktu itu dia memang bilang malas sebenarnya liputan ke Mbah Maridjan. Saya bilang, "ya sudah enggak usah liputan." Dia bilang, Mbah Maridjan enggak mau kalau bukan dia. Teman-temannya juga bercerita kalau biasanya untuk liputan itu dibelikan tiket pesawat pulang dan pergi secara langsung, tapi dia enggak mau. Dia bilang minta dibelikan tiket sekali jalan saja, harus mampir ke Ambarawa untuk menengok anak dan istri.
Kita jarang bertemu, enggak ada firasat juga. Kita bisa bertemu satu minggu sekali saja saya sudah syukur sekali. Jadi untuk waktu dikatakan kurang ya tidak, dikatakan berlebihan ya tidak. Kalau dia pas lagi libur dia memang full mau buat keluarga, dia tidak mau liputan.
Kalau firasat sih, 10 hari sebelumnya memang dia cerita, bapak ibunya kan sudah meninggal ya. Dia mimpi nyopir sama bapak dan ibunya, orang tuanya beli mobil baru. Saya tanya ke mana, dia jawab beli sarapan.

Saat peristiwa terjadi, posisi Bu Naning sedang di mana dan bagaimana situasinya?
Posisi saat itu saya ada di rumah, Selasa sore saya di Ambarawa. Saya setiap sore selalu kegiatan gereja, tapi enggak tahu kenapa hari itu saya absen, saya ingin di rumah saja. Ayah saya itu tanya "ke gereja tidak?" Saya jawab mau di rumah saja. Terus ayah saya itu minta diantarkan, ya sudah saya antarkan. Saya antar Bapak Ibu, di jalan itu ada missed call terus, itu antara jam 18.00 hingga 18.30 WIB. . Itu BBM ya saya bilang di grup, telepon saya kira kira 30 menit lagi, saya di jalan.
Baca Juga:Kenang Erupsi tahun 2010, Kill the DJ: Merapi Adalah Guru Semesta
Sampai di rumah saya ditelepon, ditanyai nomor suami saya yang mana, saya bilang yang ini, yang lainnya lagi, yang ini, yang lain lagi, yang ini, gitu kata saya. Terus dibilang kalau enggak bisa dihubungi, terus saya bilang memang kalau di Merapi itu susah sinyalnya. Karena sebelumnya saya juga sempat ke sana sama orang gereja, sinyalnya itu buruk.