Di saat itulah, wajah dan badannya terasa panas. Ia menggambarkan awalnya seperti tidur di bawah panas matahari yang sedang terik-teriknya.
"Itu sudah panas rasanya, saya baru terbangun dan lantai rumah juga sangat panas. Akhirnya saya mencoba membuka pintu dan melihat sudah ada abu setinggi mata kaki di luar. Ayah saya juga mulai mengerang panas. Kami semua panik," kata Bagong mengingat kembali bencana tersebut.
Walau awan panas tampak menerjang, hingga seisi rumahnya dipenuhi abu vulkanik, toh Bagong beserta ayah dan kakeknya tak bergeming. Mereka bersikeras tetap bertahan di dalam rumah.
Di saat ia dan ayahnya sibuk mencari tempat aman untuk bertahan dari gempuran awan panas, sang kakek justru keluar rumah dan berteriak mencari pertolongan. Namun tak beberapa lama, suara kakeknya menghilang.
Baca Juga:Bus TransJogja Kecelakaan di Sleman, Mobil Partai yang Jadi Lawan Disoroti
"Mbah saat itu malah keluar untuk mencari pertolongan. Tapi tidak lama suaranya hilang. Kami berdua melihat ada satu lemari yang bisa menjadi tempat perlindungan," kata dia.
Lantai rumah sudah seperti panasnya solder, Bagong dan ayahnya tak kuat menahan panas. Lemari yang dia lihat sebelumnya dibuka dan semua barang di dalamnya dikeluarkan, Bagong masuk ke lemari di bagian dasar. Sambil meringkuk, dirinya berusaha menahan hawa panas dari Wedhus Gembel.
![umarno menunjukkan ketika dirinya masuk ke sebuah lemari ketika Wedhus Gembel dari erupsi Gunung Merapi menerjang pedukuhannya Ngancar, 4/RW 6, Kalurahan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/11/03/64568-penyintas-erupsi-merapi.jpg)
Begitupun ayahnya, meski tidak masuk ke dalam lemari, ayah Bagong menyelamatkan diri dengan cara bersembunyi di sudut ruangan dengan menutup daun pintu.
Peristiwa yang dialami terjadi tengah malam. Di dalam lemari ia sempat mendengar suara bambu terbakar hingga runtuhan beberapa bangunan. Tak hanya itu, gemuruh hingga guncangan juga ia rasakan selama di dalam lemari.
Beruntung meski terjadi guncangan, rumah miliknya tidak roboh. Hanya beberapa perkakas rusak dan barang berbahan plastik meleleh.
Baca Juga:Soal Kompetisi, PSS Sleman Desak PSSI dan PT LIB Segera Gelar Pertemuan
Bagong mengingat bersembunyi di dalam lemari semalaman hinggga Jumat 29 Oktober 2010 dini hari.