Klaster Perkantoran Muncul Lagi, Ini Kata Dinkes Sleman

Hingga kini, proses tracing masih berlangsung. Dari total 141 orang karyawan perkantoran tersebut, baru 14 orang yang sudah keluar hasil tes usap.

Galih Priatmojo
Jum'at, 06 November 2020 | 06:55 WIB
Klaster Perkantoran Muncul Lagi, Ini Kata Dinkes Sleman
Ilustrasi Covid-19. (Suara.com/Eko Faizin)

SuaraJogja.id - Klaster perkantoran kembali muncul di Sleman. Hal ini menimpa sebuah perusahaan telemarketing di Caturtunggal, Kapanewon Depok, Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, kasus tersebut ditangani oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, karena pasien berasal dari lintas kabupaten. Dengan kata lain, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dari klaster itu, bukan hanya warga Sleman.

"Pertama, ada satu karyawan luar kota, warga Magelang, mengalami demam dan izin tidak masuk kerja. Diduga tifus lalu opname, setelah dites usap dinyatakan positif pada 28 Oktober 2020," ungkapnya, Kamis (5/11/2020).

Mengetahui ada karyawan yang positif COVID-19, pihaknya melakukan tracing bersama Puskesmas Depok 3. Dan dari hasil tracing itu, total kemudian ada 14 orang positif COVID-19.

Baca Juga:Merapi Siaga, Sri Sultan HB X Minta Warga Sleman Jangan Panik

"Tidak semua warga Sleman. Yang warga Sleman 6 orang," kata Joko.

Hingga kini, proses tracing masih berlangsung. Dari total 141 orang karyawan perusahaan tersebut, baru 14 orang yang sudah keluar hasil tes usap.

Sementara berkenaan dengan penanganan di perusahaan tersebut, maka satu ruangan yang menjadi lokasi penyebaran COVID-19 dilockdown untuk disinfeksi dan sterilisasi.

Kala ditanya perihal penerapan protokol kesehatan COVID-19 di perusahaan yang bersangkutan, menurut Joko di perusahaan itu sesungguhnya sudah diterapkan jaga jarak fisik saat bekerja. Yaitu ketentuan jaga jarak 1,5 meter.

"Tapi mungkin yang susah dimonitor adalah jaga jarak ketika tidak bekerja, mengobrol, santai-santai, masuk parkir, makan. Mungkin saja, apalagi parkir kendaraan di sana berderet-deret," ungkapnya.

Baca Juga:Status Meningkat, Pemkab Sleman Tetapkan Darurat Bencana Merapi

Mengingat area kantor tak berdekatan dengan permukiman warga, maka Satgas tidak melakukan tracing kepada penduduk sekitar.

Juru Bicara Satgas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Sleman Shavitri Nurmala mengungkapkan, diperkirakan penularan COVID-19 di perusahaan telemarketing daring itu tidak disebabkan karena berhubungan dengan orang luar.

"Dimungkinkan karena tidak jaga jarak," terangnya.

Pasien COVID-19 Klaster Ponpes Berangsur Sembuh

Joko mengungkapkan, seluruh pasien COVID-19 di sebuah ponpes Kapanewon Ngaglik, yang berjumlah total 153 orang dinyatakan sembuh. Demikian pula dengan 21 pasien yang berasal dari Ponpes di Kapanewon Prambanan.

"Untuk ponpes yang di Moyudan, dari 20 pasien, 10 orang sudah sembuh sedangkan 10 lainnya masih isolasi. Tinggal menunggu 4 atau 5 hari lagi," terangnya.

Dalam penanganan klaster ponpes di Moyudan, Satgas melakukan tracing bukan hanya kepada pihak ponpes, melainkan juga kepada warga sekitar. Dengan harapan, kasus itu tidak berpengaruh ke warga sekitar.

"Kalau yang [warga] Ngaglik ada yang reaktif, tapi tidak positif, Prambanan juga. Sedangkan Moyudan belum keluar hasil tes usap milik warga," ucapnya.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini