SuaraJogja.id - Rapid test antigen masih menjadi buruan masyarakat saat momen libur natal dan tahun baru kali ini. Namun aturan yang mendadak membuat ketersediaannya masih belum cukup memadai di beberapa tempat.
Dyah (27), warga Gowongan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta, menjadi salah satu orang yang masih kesulitan mencari hasil rapid test antigen tersebut. Pasalnya beberapa klinik atau penyedia layanan rapid test antigen yang ia hubungi masih belum membuka kuota lagi.
"Baru saja mudik dari Riau, rencananya bakal tiga minggu di sini [Jogja]," ujar Dyah kepada SuaraJogja.id, Jumat (25/12/2020).
Dyah menceritakan perjalanan mudiknya dimulai pada tanggal 19 Desember 2020 lalu. Saat itu aturan pelaku perjalanan harus membawa surat negatif hasil tes cepat antigen baru saja dibuat.
Baca Juga:Kasus Covid-19 Urung Reda, Pemda DIY Perpanjang Lagi Masa Tanggap Darurat
Ia yang mengetahui informasi tersebut pada tanggal 18 Desember 2020 malam sempat kelabakan untuk memenuhi syarat tersebut. Bukan tanpa alasan, sebab jadwal keberangkatan pesawat yang ia tumpangi ada di jam yang paling pagi.
"Memang tahu kabarnya mendadak. Sempat nyari malam sebelum besok pagi berangkat di beberapa rumah sakit di sana [Riau], tapi ditolak karena sudah mau tutup. Kalau besok pagi, informasinya pum hasilnya baru akan keluar dua atau tiga, belum secepat sekarang," ucapnya.
Dikejar waktu keberangkatan yang semakian mepet, Dyah yang sudah kewalahan dan kebingungan untuk mencari surat keterangan tes cepat antigen akhirnya memilih untuk nekat berangkat. Sebab, kata Dyah, saat itu ia sudah mengantongi surat keterangan non reaktif dari tes cepat antibodi.
"Sudah tidak dapat waktu itu nekat saja berangkat pokoknya. Kalau ditolak sama pihak bandara ya sudah. Tapi ternyata saat itu masih ada toleransi walaupun hanya bawa hasil tes cepat antibodi saja," ujarnya.
Disampaikan Dyah, sebenarnya juga tidak dilakukan pengecekan terkair hasil tes cepat antigen saat tiba di bandara Jogja. Bahkan ia juga bisa sampai ke rumah orang tuanya.
Baca Juga:Satpol PP DIY Perketat Pengawasan di Pantai Selatan Selama Libur Nataru
Namun Dyah merasa bahwa ia masih perlu untuk melakukan tes cepat antigen itu untuk kebaikan bersama. Terlebih di dalam keluarganya terdapat kakek nenek yang sudah lanjut usia.
Sayangnya, kesadaran mandiri Dyah tidak didukung dengan kondisi penyediaan layanan tes cepat antigen tersebut secara baik. Sebab sudah sejak beberapa hari yang lalu sejak kedatangannya beberapa klinik atau tempat layanan penyedia tes cepat antigen yang ia hubungi semua kuotanya masih penuh.
"Datang hari Senin langsung cari tempat belum bisa, Kamis kemarin katanya ada slot kosong tapi sampai sekarang tidak ada kabar juga. Sebenarnya mau ambil rapid tes antigen biar lebih safe aja. Tapi nyatanya di sini juga sulit," terangnya.
Menurutnya banyaknya orang-orang yang juga membutuhkan tes cepat antigen itu membuat penuhnya kuota yang ada. Ia sendiri lebih memilih untuk melakukan tes di klinik kesehatan tertentu dibandingkan dengan di rumah sakit.
"Merasa lebih aman saja kalau di klinik layanan kesehatan gitu, agak was-was juga kalau tes di rumah sakit," sebutnya.
Ketika ditanya kelanjutannya apakah ia akan tetap terus mencari tes cepat antigen tersebut, Dyah mengaku masih akan mempertimbangkan lagi. Mengingat kondisi saat ini masih sangat ramai karena orang-orang memilih juga untuk pulang kampung.
"Kondisinya masih ramai, nanti akan saya pertimbangkan lagi. Ya sebenarnya untuk kebaikan bersama juga. Sekarang mau natalan dulu saja sama keluarga, walaupun tetap selalu pakai masker saat di rumah dan tidak keluar rumah tapi tidak masalah. Disyukuri saja masih bisa pulang," tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mengeluarkan instruksi Nomor 7/INSTR/2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan Pencegahan Corona Virus Disease 2019 pada saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Salah satu poin di dalamnya terkait dengan meminta semua pihak khususnya pengelola hotel atau penginapan melakukan pengecekan kepada pendatang untuk menunjukkan keterangan hasil tes cepat antigen atau swab PCR. Selain itu bagi pendatang yang langsung datang ke rumah atau kampung ketua RT/RW juga diminta melakukan hal yang sama.