Djogja Dolanan Doll dan Stigma Orang Dewasa Bermain Boneka, Apa Salahnya?

Secara psikologis, cara anak-anak dan orang dewasa memainkan boneka itu berbeda, lho.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Nur Khotimah
Senin, 28 Desember 2020 | 19:41 WIB
Djogja Dolanan Doll dan Stigma Orang Dewasa Bermain Boneka, Apa Salahnya?
Koleksi Integrity Toys Doll milik anggota Djogja Dolanan Doll yang dipamerkan di Hartono Mall Yogyakarta, Minggu (27/12/2020). (Suarajogja.id/Nur Khotimah)

Yan juga menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara perkembangan mental anak laki-laki dengan kesukaannya terhadap boneka seperti yang selama ini ditakutkan oleh kebanyakan orang tua.

Sebaliknya, bagi anak laki-laki, boneka justru bisa saja dijadikan sebagai sarana menyalurkan bakat. Misalnya, dia berbakat di bidang fesyen, maka boneka bisa dimanfaatkan sebagai alat peraga.

Begitu pula dengan anak yang berbakat dalam membuat cerita. Karena tidak mungkin menyalurkan cerita lewat artis sungguhan, mereka bisa memperagakannya via boneka.

Baca Juga:Komunitas Djogja Dolanan Doll: Bertemu dan Berkumpul berkat Boneka

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak