Kasus COVID-19 Tembus 15.214, DIY Kekurangan Nakes

Bantul kembali mencatatkan kasus baru paling banyak, yang mencapai 145 kasus.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 11 Januari 2021 | 18:22 WIB
Kasus COVID-19 Tembus 15.214, DIY Kekurangan Nakes
Ilustrasi Covid-19 - (Pixabay/sweetlouise)

SuaraJogja.id - Kasus baru COVID-19 di DIY terus bertambah, bahkan saat ini sudah tembus di angka 15.214 kasus.

Penambahan kasus yang signifikan terus terjadi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, tercatat ada tambahan 285 kasus baru.

Bantul kembali mencatatkan kasus baru paling banyak, yang mencapai 145 kasus, sedangkan Sleman 59 kasus, Kota Yogyakarta 43 kasus, Kulon Progo 29 kasus, dan Gunungkidul 9 kasus.

"Riwayat kasus paling tinggi dari hasil tracing kasus positif sebelumnya yang mencapai 152 kasus," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY Berty Murtiningsih, Senin (11/1/2021) Sore.

Baca Juga:Pekan Kedua Tahun 2021, Kasus COVID-19 Dunia Tembus 90 Juta

Selain kasus baru, kasus meninggal di DIY juga kembali bertambah signifikan. Kali ini tercatat ada tambahan sembilan pasien yang meninggal dunia. Lima di antaranya dari Sleman, dan empat lainnya dari Kota Yogyakarta.

"Dengan tambahan sembilan kasus meninggal, saat ini kasus meninggal di DIY sudah mencapai 333 kasus," jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) DIY Pembajun Setyaningastuti mengungkapkan, saat ini ketersediaan bed atau tempat tidur, baik kritikal maupun nonkritikal, di 27 rumah sakit rujukan makin berkurang.

Dari catatan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY, ketersediaan tempat tidur kritikal hanya 21 dari total 76 tempat tidur, sedangkan tempat tidur nonkritikal hanya tersisa 58 dari total 652 tempat tidur.

Selain tempat tidur, jumlah tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 di DIY pun makin terbatas.

Baca Juga:Update Covid-19 di Singkawang: Kasus Positif Bertambah 15 Orang

Kebutuhan tambahan 200 nakes untuk diperbantukan di rumah sakit rujukan pun hanya mampu dicukupi 26 nakes.

"Selama ini sebenarnya kita bukan hanya kekurangan tempat tidur untuk pasien karena berapa pun penambahan tempat tidur, kalau tidak ada nakesnya ya gimana [penanganannya]," ujarnya.

Menurut Pembajun, di 27 rumah sakit rujukan, sebenarnya ada 520 bed untuk ICU. Namun dari jumlah tersebut, baru 76 bed atau 14,6 persen yang didedikasikan untuk pasien COVID-19.

Sedangkan untuk ruang isolasi nonkritikal, dari 4.475 bed di 27 rumah sakit rujukan, hanya 645 atau 14,9 persen yang dimanfaatkan untuk pasien COVID-19.

Dari 645 bed tersebut, 67 persen di antaranya digunakan untuk bed kritikal bagi pasien COVID-19 dengan gejala berat.

"Sedangkan untuk ketersediaan bed non kritikal, sudah 80 sampai 90 persen digunakan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini