Komunitas Sepeda Tinggi Jogja, Rangkul Generasi Muda agar Tetap Rendah Hati

Mengayuh sepeda tinggi bukan berarti untuk pamer, melainkan untuk mengetahui keadaan sekitar orang dengan sudut pandang yang lebih luas.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 24 Januari 2021 | 18:40 WIB
Komunitas Sepeda Tinggi Jogja, Rangkul Generasi Muda agar Tetap Rendah Hati
Komunitas sepeda tinggi Yogyakarta memamerkan sepeda tinggi di wilayah Bantul, Minggu (24/1/2021). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Dalam waktu satu pekan, sepeda tinggi bisa digunakan dengan desain yang diinginkan. Bahan-bahannya mudah didapatkan. Mandra menerangkan, besi sepeda dapat dibeli di tempat barang bekas.

"Yang penting besi masih kuat dan layak digunakan. Selanjutnya cara merangkainya dengan mengelas dua besi yang berbeda sesuai desain yang mereka inginkan," ujar dia.

Anggota komunitas tak sedikit yang berkonsultasi ke bengkel Mandra. Di samping membuka bengkel motor di rumahnya, Mandra juga biasa kebanjiran order untuk membuat sepeda tinggi anggota lainnya.

Pergerakan sepeda tinggi tak hanya di Jogja. Sepeda tinggi mulai muncul di berbagai kabupaten dan kota, seperti Bekasi, Jakarta, Bandung, Nganjuk, serta Kebumen. Meski demikian, tujuannya sama, bersepeda bukan untuk pamer, tetapi tetap merendah untuk melihat situasi sekitar guna mengambil pelajaran yang baik serta mengambil keputusan yang bijak.

Baca Juga:Mengenal Komunitas Pit Dhuwur atau Sepeda Tinggi Jogja

Arip menjelaskan, hingga kini sepeda tinggi ingin memberi pesan damai dalam kampanyenya. Komunitas yang terbentuk di Jogja dengan mayoritas anggota anak remaja ini didorong untuk terus membawa pesan damai meski Indonesia mengalami situasi panas beberapa hari terakhir.

"Sebelumnya memang ada untuk kampanye terkait Omnibus Law beberapa waktu lalu, tetapi hal itu tidak dirundingkan terlebih dahulu. Maksud kami, anggota kita yang masih remaja memang belum saatnya menghadapi hal seperti ini. Maka gotong-royong atau guyub rukun yang kami hadirkan bagi anggota," jelas dia.

Kendati demikian, hal yang sudah terjadi tak menjadi permasalahan panjang bagi Arip. Ia berharap, permasalahan-permasalahan di Yogyakarta yang belum selesai dapat diselesaikan dan dikampanyekan lewat aktivitas bersepeda.

Komunitas sepeda tinggi yang ada saat ini masih berharap, banyak anggota remaja yang bergabung. Menjadi anggota sepeda tinggi harus menaati peraturan: bergerak dengan santun dan tetap menghormati orang lain dengan cara yang damai.

Baca Juga:Viral Bule di Jogja Dagang Mi Ayam, Harga Semangkok Mulai 7 Ribuan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak