SuaraJogja.id - Cendekiawan muslim Emha Ainun Nadjib mengungkapkan pernyataan mengejutkan terkait keterlibatannya saat Gus Dur dipecat sebagai presiden.
Cak Nun, sapaan akrabnya membuka ceritanya di channel YouTube Ayo Berbagi Ilmu bertajuk ‘Jangan Coba-coba Menyuruh Saya ke Istana Lagi!’ dengan kenangannya saat terpaksa menurunkan Soeharto dari kursi presiden. Ia mengaku terpaksa menurunkan Soeharto lantaran kondisi negara yang sudah tidak stabil.
Cak Nun kemudian mengklaim, turut berperan dalam pengangkatan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai pengganti Soeharto di kursi kepresidenan.
“Saya tidak punya wewenang dan saya tidak mau, sebelum Allah memaksa saya. Sebagai mana Soeharto dulu saya dipaksa untuk menurunkan, kemudian Gus Dur saya naikkan (jadi presiden),” ujar Cak Nun, seperti dilansir dari Hops.id, Senin (22/2/2021).
Baca Juga:Museum SBY Dibandingkan dengan Makam Gus Dur, Gus Miftah: Tak Sepadan
Bukan hanya itu, Cak Nun menyebut, saat Gus Dur diturunkan paksa dari jabatannya, dia yang pertama menampung dan membawanya keluar dari istana. Namun, sayangnya, tak banyak yang mengetahui hal tersebut.
“Kemudian Gus Dur dipecat dan saya yang menampungnya—saya yang membawa dia keluar dari istana,” tegasnya.
Berkaca dari apa yang terjadi sebelumnya, dia meminta publik dan pemerintah tidak menyuruhnya datang ke istana. Sebab, setiap kali ke istana, pasti ada presiden atau pemimpin negara yang diturunkan dari jabatannya.
“Makanya jangan nyuruh-nyuruh saya ke istana lagi. Sebab, saya ke istana hanya dua kali, dan kedua-duanya untuk menurunkan presiden.”
“Kalau saya disuruh ke sana (istana) saat ini, tandanya saya disuruh menurunkan Jokowi dari jabatannya. Aku enggak mau, aku udah paham,” tegasnya.
Baca Juga:Tersinggung Rachland Nashidik, Barikade Gus Dur Serbu DPC Demokrat Malang
Kendati demikian, sebelumnya dia mengaku, seandainya negara sudah gawat, besar kemungkinan dia kembali mengambil langkah serupa, yakni menurunkan presiden yang saat ini sedang menjabat.
“Saya ini sebenernya tidak percaya dengan Indonesia, tapi Anda jangan marah. Saya yang bikin turun Pak Harto. Saya yang ngomongin Pak Harto secara pribadi, dan saya ingin melakukan itu lagi pada suatu hari. Kalau negara sudah darurat, saya akan turunkan (presiden) lagi,” pungkasnya.