Berjalan sepanjang 20 kilometer, Mbah Jumiyo selalu membawa 6 termos berisi ratusan es jadul. Setidaknya Mbah Jumiyo membawa beban sepeda dan barang yang ia jual seberat 10-15 kilogram tiap harinya.
Disinggung mengapa tak mengendarai sepeda motor agar lebih cepat dan lebih ringan, Mbah Jumiyo menolak. Sebab, dirinya trauma ketika mengendarai motor karena terjatuh saat berangkat berjualan.
"Kejadiannya sudah lama sekali, saya ingin berjualan menggunakan motor, tetapi saat berangkat malah terjatuh di dekat sawah dan terluka. Setelah itu saya tidak berani lagi," ungkap Mbah Jumiyo.
Memutuskan berangkat dan pulang berjualan menggunakan sepeda, Mbah Jumiyo pernah tertimpa sial. Dirinya pernah diserempet oleh sepeda motor, beruntung tak terluka parah. Selain itu, Mbah Jumiyo nyaris menjadi korban begal di malam hari.
Baca Juga:Patroli Acak di Tempat Wisata Jogja, 11 Rombongan Diminta Balik Kanan
"Dulu pernah mau dibegal sama orang. Saya biasa berangkat sore pukul 15.00 wib dan pulang pukul 20.00 wib atau paling malam pukul 21.00 wib. Karena Alun-alun Kidul ramainya selalu malam," terang dia.
Pulang berjualan menggunakan sepeda jadulnya, Mbah Jumiyo dipepet oleh dua pemuda gondrong mengendarai sepeda motor. Ketika sudah mendekat dan meminta uang miliknya, pemuda tersebut kaget jika yang dibegal adalah Mbah Jumiyo.
"Tidak tahu orang itu langsung mengurungkan niatnya dan pergi. Mereka sempat berkata lho njenengan to Mbah? (Lho kamu ya Mbah). Setelah itu mengembalikan uang dan kabur. Saya juga tidak kenal dia siapa, apakah tetangga atau siapa, karena kondisi jalan kan gelap juga," katanya.
Setelah kejadian itu, Jumiyo mengaku tak takut. Dirinya malah sering pulang malam dan tidak pernah lagi menemukan kejadian yang sama.
Hampir 50 tahun berjualan es jadul, Mbah Jumiyo tak lupa untuk menyisihkan pendapatannya untuk disumbangkan ke orang yang lebih membutuhkan.
Baca Juga:Hujan Es Kembali Guyur Jogja, BMKG: Ada 15 Kawasan yang Terdampak
Menurut Mbah Jumiyo, memiliki uang atau pendapatan tak akan berarti apa-apa jika tak berbagi kepada sesama.