SuaraJogja.id - Kejelasan perubahan final desain trase seksi III jalan bebas hambatan (tol) Jogja-YIA di kawasan Mlangi, masih belum didapatkan warga setempat.
Hingga kini, warga Mlangi masih menunggu jawaban atas desain trase yang diajukan kembali untuk tidak melewati wilayah cagar budaya strategis Masjid Pathok Negoro, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman.
Dukuh Mlangi Achmad Franky Sipahutar mengatakan, pembangunan tol diharapkan berjalan beriringan dengan nilai-nilai luhur wilayah Mlangi.
"Meski telah digeser ke arah timur, wilayah tersebut dinilai potensial untuk perkembangan pendidikan di wilayah Mlangi," kata dia, Selasa (16/3/2021).
Baca Juga:Vaksinasi Lansia di Sleman Dimulai, 26.790 Orang Jadi Sasaran
Menurut Franky, jika nantinya ada trase tol yang membelah sekolah formal maupun non formal di wilayah tersebut, dinilai akan mengurangi estetika dari Mlangi.
"Terlebih saat ini wilayah tersebut terkenal sebagai wisata religi dan ada lebih dari 20 pendidikan baik formal maupun non formal," ungkapnya.
Perwakilan Warga Mlangi Muhammad Mustafid menjelaskan, pihaknya tidak pernah menolak adanya program pembangunan jalan tol.
Hanya saja, trase tol diharapkan tidak melewati wilayah Mlangi yang merupakan Kawasan cagar budaya strategis Masjid Pathok Negoro.
Pergeseran pertama dari rencana desain trase awal ke arah timur sejauh 100 meter masih memotong jalur utama kawasan Mlangi. Selain itu, masih berada di dalam area kawasan cagar budaya strategis Masjid Pathok Negoro Mlangi, imbuhnya.
Baca Juga:Iseng Bertani Ganja di Halaman Kos, Pemuda Sleman Diamankan BNNP DIY
Untuk menyiasati itu, pihaknya memberikan dua opsi lain untuk penggeseran.