SuaraJogja.id - Apa yang tidak unik di sebuah provinsi bernama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain sudut-sudut kotanya yang menyimpan kenangan baik atau butuk untuk para pengunjung maupun warganya, masih ada hal unik lainnya untuk kawasan di sisi selatan Pulau Jawa ini. Salah satunya adalah singkatan nama jalan yang digunakan oleh warga setempat.
Disebut juga sebagai kota budaya, warga Jogja rupanya juga memiliki selera yang unik dalam menyingkat nama jalan di tempatnya. Warga setempat pasti tidak kesulitan dalam mengenali beberapa singkatan nama tempat ini. Namun, bukan perantauan di Jogja jika belum mengenal beberapa istilah nama tempat ini.
Salah satu nama jalan yang pasti dikenal oleh hampir sebagian besar masyarakat Indonesia adalah Jalan Malioboro. Yakni, nama kawasan tiga jalan yang membentang dari Tugu Putih hingga perempatan Kantor Pos Besar. Sejak lama, jalanan ini juga sudah menjadi ikon pariwisata Jogja. Sama seperti bangunan dan sistem pemerintahannya, jalanan ini juga dikenal karena sejarah dan aktivitas yang terjadi di sana.
Ada pendapat yang menyebutkan, jika asal usul nama jalan tersebut berasal dari gelar Jenderal John Churchill asal Inggris yang berbunyi Duke of Marlborough. Namun, ada pendapat lain yang menyanggah pernyataan tersebut dengan argumen Yogyakarta tak pernah berada di bawah kendali secara resmi selama Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811 hingga 1816.
Baca Juga:Jadi Hama Petani, Rencana Impor Beras Diprotes Mahasiswa Pertanian di Jogja
Dalam bahasa Sansekerta ada kata malyabhara yang berarti berhiasakan untaian bunga. Sejarawan Peter Carey menganggap nama Malioboro berasal dari kata tersebut setelah dirinya menemukan petunjuk bahwa kasusastraan India memberikan pengaruh di Jawa dalam bentuk puisi berbahasa Jawa kuno.
Dari sisi filosofi, Jalan Malioboro termasuk dalam sumbu filosofis Yogyakarta, meliputi Laut Jawa Selatan, Pesanggrahan Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Putih, dan Gunung Merapi. Poros imajiner ini dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai simbol alam semesta atau makrokosmos dengan diri manusia. Keharmonisan dua alam ini, jika diseimbangkan, bakal membawa ketentraman hidup.
Sebagai sebuah provinsi, tentunya ada banyak ruas jalan yang dimiliki daerah ini. Baik berupa jalan provinsi, jalan kabupaten, desa hingga ke lingkungan. Dari banyaknya jalan tersebut, ada beberapa ruas yang memiliki nama unik. Beberapa berasal dari nama asli yang disingkat hingga melahirkan sebutan baru.
Beberapa singkatan nama jalan di Jogja di antaranya adalah,
1. Jakal
Nama Jakal merujuk pada ruas jalan kaliurang yang mengantarkan pengguna jalan menuju ke lereng Gunung Merapi. Jakal merupakan akronim dari kata Jalan Kaliurang. Jalanan ini menghubungkan Kota Jogja dan kawasan Kaliurang.
Baca Juga:Puluhan Tahun Berdiri, Perubahan Nama "Kampus" di Jogja ini Dipertanyakan
2. Jamal
Sama seperti Jakal, Jamal juga merupakan sebuah akronim untuk Jalan Magelang. Jalanan ini berada di sisi barat Jogja. Menghubungkan Kabupaten Sleman, dengan Kabupaten Magelang di Jawa Tengah.
3. Altar dan Alkid
Dua tempat ini merupakan salah satu destinasi wisata favorit pelancong domestik maupun luar negeri. Altar merupakan akronim untuk nama alun-alun utara, semenyata alkid merupakan akronim untuk alun alun kidul.
Kidul merupakan bahasa jawa yang memiliki arti selatan. Keberadaan alun-alun utara dan selatan ini mengapit bangunan Kraton Yogyakarta. Selain wisatawan, banyak juga warga yang kerap melakukan berbagai aktivitas seperti olahraga.
4. Sarkem
Nama jalan ini salah satu yang paling dikenal di Jogja. Sarkem merupakan akronim untuk Pasar Kembang. Terletak dekat dengan Stasiun Tugu, ada banyak hotel, losmen dan penginapan di sisi jalanan ini.
5. Jokteng
Keraton Yogyakarta menjadi salah satu identitas yang snagat melekat untuk provinsi ini. Selain sistem pemerintahannya yang masih dipegang oleh seorang Sultan, bangunan keraton juga masih dengan mudah ditemui di berbagai wilayah.
Jokteng merupakan akronim untuk pojok beteng. Bangunan keraton dikelilingi dengan sebuah benteng yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Sekarang, keberadaan benteng tersebut menjadi salah satu ciri salah satu tempat di Jogja.
6. Tamsis
Belum habis lagi, masih ada salah satu jalanan yang dikenal lekat dengan bapak pendidikan Indonesia. Yakni Tamsis atau Taman Siswa. Di ruas jalan tersebut, terdapat padepokan tempat Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah bernama Taman Siswa.
Saat ini, jika berkunjung ke tempat tersebut masih bisa ditemui komplek sekolah di belakang pendopo yang setiap sore kerap dijadikan lokasi berlatih menari dan tembang anak. Di sisi kirinya ada perpustakaan dan bahkan museum Ki Hadjar Dewantoro, isinya adalah rumah lama beliau saat tinggal di Yogyakarta.
7. Jaim
Untuk wisatawan yang pernah berkunjung ke kawasan Hutan Pinus Mangunan pasti pernah melewati jalanan ini. Yakni Jaim atau Jalan Imogiri, terletak di Kabupaten Bantul jalanan ini identik dengan kekayaan alam, pepohonan dan rumput yang hijau serta asri di sisi kanan dan kiri.
8. Jawon
Nah, jalan yang satu ini pasti pernah dilewati jika berkunjung ke Gunungkidul. Jawon atau Jalan Wonosari mengubungkan Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Gunungkidul. Jika Jaim dikenal dengan kekayaan alamnya, kawasan Jawon justru banyak dilalui truk dan kendaraan besar yang melakukan perjalanan menuju ke Jawa Timur melalui jalur selatan.
Setidaknya, itu adalah delapan nama singkatan jalan yang ada di Jogja. Bagi warga sekitar nama-nama itu tentu sudah akrab digunakan sehari-hari untuk melengkapi kalimat dan percakapan. Sementara bagi anak perantauan, beberapa singkatan nama jalan ini menjadi bahasa gaul yang dimiliki setelah tinggal di Jogja sekian lama. Jadi, bagi kamu yang berniat wisata ke kota gudeg jangan lupa untuk setidaknya mengingat beberapa dari nama singkatan tersebut.