Hal itu terlihat dari masyarakat yang sudah penuh dengan kesadaran memakai masker ketika datang ke pasar sore. Begitu juga dengan beberapa titik hand sanitizer yang telah disediakan petugas.
Secara berkala, petugas dari Masjid Jogokariyan pun turut memantau pelaksanaan pasar sore tersebut. Guna memastikan agar semua tetap patuh pada protokol kesehatan.
Ditambahkan Welly, sanksi tegas berlaku bagi pedagang yang kedapatan melanggar prokes yang ada. Mulai dari teguran lisan hingga ancaman dicabut hak berjualan jika tidak melakukan evaluasi.
"Ini tugas bersama, pedagang memerlukan survive menggalakan perekonomian tapi disatu sisi juga wajib menjaga prokes," tandasnya.
Baca Juga:Bulan Puasa, Dinar Candy Binggung Unggah Foto di Instagram
Salah satu pedagang di pasar sore KRJ, Puji Lestari, mengatakan telah melakukan tes GeNose sebelum bisa berjualan di pasar sore itu. Menurutnya hal itu tes tersebut untuk kebaikan bersama dalam mencegah penyebaran Covid-19.
"Iya tadi sudah dites GeNose. Semua pedagang juga dites GeNose," kata Puji.
Perempuan asal Bantul itu mengaku baru pertama kali berjualan di Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Walaupun begitu ia juga sebelumnya telah berjualan di rumah.
Puji yang datang bersama anaknya berjualan berbagai macam jenang untuk berbuka puasa. Mulai dari Jenang Candil, Jenang Sumsum, Jenang Ketan Hitam, Jenang Mutiara, hingga Jenang Gempol.
"Ada lima menu jenang harganya Rp. 7 ribu saja," tandasnya.
Baca Juga:Masjid Jogokariyan Tetap Gelar Pasar Sore, Pedagang Wajib Tes GeNose
Selain pembeli yang diharapkan meramaikan dagangannya. Puji juga mengharapkan tetap diberi kesehatan dan keamanan selama berjualan saat bulan ramadhan ini begitu juga dengan masyarakat dan pedagang yang lain.