Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi.
"Untuk kegempaan ada kegempaan guguran sebanyak 55 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 2 kali," imbuhnya.
Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan sebelumnya atau tepatnya pada Kamis (17/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB. Pada periode itu awan panas guguran terjadi sebanyak empat kali.
"Teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2000 meter mengarah ke barat daya," ucapnya.
Baca Juga:Pagi Ini Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas, Jarak Luncur Capai 2 Km ke Barat Daya
Tidak hanya wedus gembel yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut. Melainkan juga dengan guguran lava yang mengarah ke tenggara dan barat daya.
Setidaknya teramati 8 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter dan ke arah tenggara 1 kali dengan jarak luncur 900 meter.
Asap kawah saat itu sempat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi hingga 200 meter di atas puncak kawah.
Sejumlah kegempaan juga masih terjadi dalam periode tersebut.
Mulai dari kegempaan guguran sejumlah 164 kali, lalu ada hembusan 18 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 21 kali dan tektonik jauh sebanyak 2 kali.
Baca Juga:Dalam Sehari Teramati 4 Kali Awan Panas dan 26 Guguran Lava dari Gunung Merapi
Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.