Kasus Covid-19 Meledak Lagi, IDI DIY: Penerapan Prokes Harus Lebih Ketat

Dampak lainnya kebutuhan oksigen kurang, karena (pasien Covid-19) kritis itu membutuhkan oksigen yang tidak seperti pasien biasa."

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 26 Juni 2021 | 10:51 WIB
Kasus Covid-19 Meledak Lagi, IDI DIY: Penerapan Prokes Harus Lebih Ketat
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

SuaraJogja.id - Meningginya angka kasus baru Covid-19 di DI Yogyakarta ditanggapi serius oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY. Kondisi saat ini sudah tak biasa mengingat kasus Covid-19 di DIY menyentuh angka hingga 700 orang.

Meski demikian Ketua IDI DIY, Joko Murdiyanto meminta masyarakat tak perlu khawatir. Pihaknya meminta agar protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan penerapan 3M dilakukan lebih ketat.

“DIY ini keadaannya tidak dalam biasa-biasa saja, tapi tidak perlu panik apalagi stres dan tetap waspda. Jadi ketika menemukan angka yang banyak (kasus baru Covid-19) itu tidak perlu takut, sebaiknya diblokir (kebijakan dibuat lebih tegas). Itu yang terjadi di hilirnya, sehingga untuk mengantisipasi ini agar tidak meluas adalah memperbaiki hulunya yaitu memperketat cuci tangan dengan bersih, menggunakan masker dan menjaga jarak,” jelas Joko dihubungi Suarajogja.id, Sabtu (26/6/2021).

Joko menjelaskan, memang terjadi dampak signifikan terhadap kenaikan angka kasus Covid-19. Hingga Jumat (25/6/2021) tercatat jumlah kasus baru Covid-19 DIY mencapai 783 orang.

Baca Juga:Kasus Covid-19 Meningkat, APBD Batam Diprediksi Defisit Rp200 Milyar

“Awal 2021 itu tidak sampai 300 orang (kasus baru Covid-19 per hari), jadi luar biasa yang terjadi saat ini. Penyebabnya memang karena tracing yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes) banyak. Tentu ini juga memberi dampak, yang mulai terlihat adalah tenaga kesehatan mulai terpapar positif Covid-19 ada dokter, perawat, bidan,” kata dia.

Melihat pada bulan April ke belakang, kata Joko, jarang terjadi kasus tenaga kesehatan terkonfirmasi Covid-19. Bulan Juni ini kasusnya terjadi kembali.

“Ya jadinya meledak ini, naik lagi ini. Kemarin sempat ada rumah sakit yang terpaksa tidak melayani pasien karena IGD-nya penuh, tenda-tenda perawatan juga penuh,” jelas dia.

Tak hanya itu, kebutuhan oksigen pun juga makin meningkat, mengingat jumlah pasien sendiri banyak bergejala sedang hingga berat. Bahkan beberapa RS berkoordinasi dengan luar daerah untuk kebutuhan oksigen.

“Dampak lainnya kebutuhan oksigen kurang, karena (pasien Covid-19) kritis itu membutuhkan oksigen yang tidak seperti pasien biasa. Bagaimana memenuhi kebutuhan itu?, RS itu sampai pontang-panting mencari sumber pemasok oksigen. Ada beberapa RS yang sampai mencari oksigen hingga ke Bali,” jelas dia.

Baca Juga:Pengumuman! Besok ada Gerakan Boyolali di Rumah Saja, Seluruh Pasar Ditutup

Ia berharap Kementerian Kesehatan berperan penuh terhadap kondisi yang terjadi. Mulai dari terpaparnya tenaga kesehatan dan kebutuhan oksigen yang menipis di daerah-daerah.

“Kementerian sudah melakukan hal ini, mulai mencarikan kebutuhan oksigen dari PT Samator dan perusahaan lainnya. Harapannya ini terus dilakukan saat situasi yang tidak biasa ini,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini