SuaraJogja.id - Pemerintah berencana menghapus angka kematian dari indikator penentuan level situasi di suatu daerah. Rencana tersebut mendapat sorotan tajam dari dr Tirta.
Lewat konferensi persnya kemarin, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan akan menghapus angka kematian dari indikator penilaian level situasi di daerah.
Alasan penghapusan tersebut lanjutnya karena adanya kesalahan ketika memasukkan data yang akhirnya menimbulkan distorsi dalam penilaian.
"Evaluasi ini dilakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian sebab kami menemukan input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang hingga membuat distorsi dalam penilaian," ungkapnya.
Baca Juga:Luhut Hapus Angka Kematian Covid-19 Saat Evaluasi Penanganan Pandemi, Ini Alasannya
Rencana menghapus angka kematian dari indikator penilaian level itu belakangan dapat sorotan dari dr Tirta. Relawan Covid-19 tersebut mengecam tindakan tersebut.
"Bilang aja penanganan pandemi kurang sukses makanya angka kematian dihapus biar kelihatan sukses. Karena angka kematiane ga turun-turun to? Makane dihapuskan Wis to ngaku ae," ucapnya di unggahan terkini akun Instagramnya.
Lebih jauh dr Tirta kemudian mengungkit bagaimana carut marutnya penanganan Covid-19 di tanah air selama ini.
"ga usah malu malu kita terima kok. Dosis vaksin ga merata faskes ga imbang PCR di beberapa kota masih 5 hari. Bansos korup ditambah penghapusan angka kematian. Ngajak rapat relawan buat ada-ada aja agar terbukti mendengarkan kritik," tulisnya.
Sebagai pamungkas, dr Tirta kemudian mengaku akan pulang kembali ke Jogja dan menyibukkan diri dengan aktivitas pribadinya lantaran apa yang selama ini diperjuangkan para relawan sia-sia.
Baca Juga:Guru Besar FKUI Desak Pemerintah Tegas Tangani Covid-19 Untuk Tekan Angka Kematian
"Nek ngene ceritane mending aku balik jogja ae. Ngurus anak. Praktek. Sekolah meneh. Ngurus toko," tegasnya.
Unggahan itupun mendapat beragam tanggapan, termasuk dari penceramah kondang Gus Miftah.
"Ayo muleh Jogja wae dok dolan pondok mbakar iwak wae," tulis Gus Miftah.
"Kesel to dok biarin aja terserah mereka," tulis azz*****
"Lelah ya dok? sama saya juga," kata nadi*****
"baru paham to dok nek gagal urus." tulis krea****
"kalo begitu apa gunanya PPKM berjilid-jilid kaya sinetron," tulis jen****